Total Tayangan Halaman

Kamis, 26 April 2012

Mentari penghangat Hati.


Aku menangis ditengah sepinya malam, tak menyesali apa yang telah terjadi tapi belajar menerima apa yang baru saja aku ketahui.

Pagi itu aku kembali menuju sebuah RS besar di Jakarta. Memenuhi  janji dengan seorang dokter spesialis, mengikuti semua apa yang di instruksikannya. Bertahan dengan keyakinan dan doa untuk sebuah kebaikan.
 2 minggu sudah ku kejar semua jadwal untuk menyelesaikan pengobatan itu, berharap untuk cepat kembali kerumah mungilku di pulau Borneo.
Tak terhitung lagi jumlah uang yang harus ku keluarkan harapanku hanya satu, aku ingin kepastian dan memberikan yang terbaik untuk malaikat kecilku.

Membujuknya untuk bangun pagi-pagi, berlomba mengejar waktu dalam padat nya kota Jakarta. Sungguh sesuatu yang tak mungkin aku lupakan. Menggendong dan menyusuri bangunan putih yang besar menaiki beberapa anak tangga hingga tiba disebuah klinik tumbuh kembang,
3 hari yang lalu dokter menyuruhku membawa kembali malaikat kecilku untuk menjalani serangkaian test,  tak ada yang bisa ku lakukan selain mengikuti semua petunjuk dokter.

Seorang suster memintaku menebus sebuah obat, kemudian memberiku petunjuk bagaimana memberikan obat itu. Rasanya tak ingin memberinya obat ini kalau efeknya ternyata untuk membuatnya tak sadarkan diri, tapi ini harus ku lakukan, beberapa menit kemudian malaikat kecilku terlihat mulai tak sadarkan diri, ku gendong dia dan ku baringkan ditempat tidur beralaskan seprai putih bersih. Ku perhatikan seorang perawat mengoleskan semacam gel kebagian-bagian tertentu dikepalanya perawat satunya lagi memperhatikan alat yang terdengar mengeluarkan suara beep..beep..beep.. alat itu merekam aktifitas  yang ada dikepala malaikat kecilku. Aku ingin menangis melihat malaikat kecilku dengan kabel-kabel yang menempel dikepalanya. Detak jantungku berbegup kencang tapi aku bisa apa? aku hanya bisa pasrah dengan semua itu. Ku tenangkan diriku sambil memperhatikan semua gerak gerik suster yang merawat  malaikat kecil ku.

“maafkan mama sayang, ini semua untuk kebaikan kamu” . Begitu batinku menguatkan.

Beberapa menit kemudian perawat itu mulai melepaskan satu per satu kabel yang menempel, membersihkan gel yang masih tersisa dan mengangguk pelan kearahku, aku  mengerti maksudnya. Ku gendong malaikat kecilku memeluknya dengan erat. Ku sadarkan dia dengan kecupan sayang, perlahan matanya mulai terbuka aku tersenyum membelai rambutnya yang masih sedikit agak basah terkena gel. Ku peluk lagi dan ku kecup lagi keningnya.

" Betapa aku sangat mencintaimu malaikat kecilku".  kataku dalam hati.

Masih dalam gendongan malaikat kecilku memeluk erat tubuhku dengan keadaannya yang masih lemah.

“ kita pulang sayang, kita pulang. kamu  pasti lelah seharian  ini.”  bisikku lembut.

 Ku tinggalkan bangunan megah berwarna putih itu menaiki sebuah taksi biru menuju hotel tempatku menginap. Malaikat kecilku berlindung dalam pelukan hangatku kemudian terlelap kembali  dengan senyuman manisnya.

                                                      ~ o 0 o ~


Dokter mempersilahkanku duduk setelah test itu dilakukan. Jantungku sedikit  berdebar. Menunggu  apa hasil dari test 3 hari yang lalu itu.

“Bagaimana bu.. sehat?” tanya dokter.

“baik dokter..cuma agak tegang sedikit “. jawabku pelan berusaha menghilangkan kegugupanku.

“adek..bagaimana?” tanya dokter lagi sambil memegang lembut tangan malaikat kecilku.

“ baik dokter.” Jawabku mewakili malaikat kecilku yang asik memainkan sebuah mobil mainan dan botol susunya.

“baiklah..” dokter itu melanjutkan.

 Aku sedikit tegang menunggu dokter berbicara.

“berdasarkan dari hasil  serangkaian test kemarin saya bisa menyimpulkan bahwa anak ibu mengalami gangguan dipendengarannya, semua struktur telinga, gendang telinganya bagus hanya saja sepertinya ada gangguan dibagian syaraf telinganya hingga menyebabkan dia tidak dapat mendengar dengan jelas, maaf ibu ”. dokter itu menjelaskan.

Aku terdiam memandangi malaikat kecilku yang masih asik dengan mainan dan botol susunya. Sepertinya dia belum menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya.

“Apa yang harus saya lakukan dokter ?“  tanyaku kemudian.

“ibu tak perlu khawatir  karena anak ibu masih dalam masa berkembang dan bisa terbantu dengan pemakaian alat bantu dengar, hanya saja maaf ibu.. untuk saat ini dia tidak bisa bersekolah di sekolah umum karena nanti  akan membuatnya kesulitan, yang harus ibu lakukan sejak dini adalah mengikuti terapi dan menstimulasinya dengan suara-suara yang langsung diterima lewat pendengarannya  tak ada salahnya jika mendengarkan musik lewat headset, itu akan membantu syarafnya bekerja.” jelas dokter  yang sedikit menenangkan ku.

Aku hanya bisa mengangguk mendengarkan  semua penjelasannya, menanyakan apa saja yang dapat ku lakukan untuk membantu malaikat kecilku ini. Sesekali ku pandangi tubuh mungilnya, batinku menangis. Tapi aku bisa apa?

“baik lah kalau begitu, semuanya sudah selesai ada lagi yang ingin ditanyakan ibu..?”. tanya dokter.

“ Tidak dokter, saya mengerti..terimakasih atas bantuan dan penjelasannya dok. ini membuat saya sedikit agak tenang menerimanya". jawabku.

 ku jabat tangannya kemudian meraih tubuh mungil malaikat kecilku. Dokter menjabat tangan mungil itu dan mengusapnya lembut. Malaikat kecilku hanya memandangi dengan wajahnya yang polos dan dengan langkah kecilnya mengiringiku meninggalkan ruangan dokter yang sejuk ber AC.

                                                     ~ o 0 o ~
Malam itu terasa begitu sunyi, kubayangkan seperti inilah mungkin yang dirasakan malaikat kecilku. Dalam keheningan hidupnya.
Hp ku berdering, ku lihat layarnya sebentar memastikan orang yang ku tunggu yang menghubungiku saat ini.

“ selamat malam sayang.. bagaimana testnya hari ini ?” suara yang begitu akrab ditelingaku terdengar disana.

“ met malam cinta..” balasku berusaha menahan rasa dihatiku.

“bagaimana keadaanmu juga malaikat kecil kita? Apa dia baik-baik saja?. tanya suara itu lagi.

Aku terdiam menyusun kata-kataku rasanya tak ingin memberitahunya, tak ingin dia merasakan hal yang sama ini, tak bisa ku bayangkan perasaannya jika tahu hal yang sebenarnya. Tapi semua harus dibicarakan.

“ halo.. kamu masih disitu kan sayang?” suara itu menyadarkan ku.

“oh iya.. suaranya agak kurang jelas disini, mungkin aku harus pindah keluar ruangan.”  alih ku. Padahal aku sedang bingung bagaimana menyampaikan ini semua padanya.

“oke..oke mungkin sinyal dalam kamar ini yang jelek, tunggu sebentar  aku akan ke balkon”.  terdengar hening, kemudian.

“halo..halo.bagaimana sekarang?”  suara itu terdengar lagi.

“iya. bagus?” jawabku sekenanya.

“oke. Mmm..bagaimana tadi testnya berjalan lancar? apa hasilnya?” tanyanya kembali.

HHhh..ku tarik nafas panjang sebelum menjawabnya.

“ alhamdulillah semua berjalan lancar, dari rumah sampai RS. Dokternya, testnya dan sampai rumah lagi, hanya saja cinta…” kataku menghentikan kata-kataku.

“ Ada apa? Apa kata dokter? Bagaimana hasil testnya? Ada apa dengan malaikat kecil kita?”. Suara itu terdengar penasaran dan memberiku banyak pertanyaan.

“semua berjalan cukup lancar, hanya saja hasilnya…, maaf cinta.. sepertinya dugaanku benar, malaikat kecil kita mengalami gangguan dipendengarannya.” kataku tersendat  airmata tak kuasa ku bendung, rasanya aku ingin berada dalam pelukannya saat ini.
Suara itu tak terdengar, hanya helaan nafas panjang yang ku tangkap sayup-sayup.

“halo..cinta, kamu mendengarkanku.?” tanyaku ketika suara itu sepertinya menghilang.

“ iya…aku disini sayang”.  Jawab suara itu pelan.

“ Aku minta maaf cinta, aku benar-benar minta maaf  mungkin semua ini salahku, aku tak bisa merawatnya dengan benar..” Isak ku menyalahkan diriku sendiri.

“tidak.. kamu tak perlu minta maaf sayang, aku tahu apa yang sudah kamu lakukan untuk malaikat- malaikat kecil kita, aku tahu diri mu, ini semua sudah takdir dari Yang Maha Menguasai Segalanya , kita hadapi saja semua ini bersama tak ada yang harus disalahkan “. Suara itu berusaha menenangkan ku.

“ saat ini yang ke butuhkan hanya semangat darimu, rasanya aku ingin berlari kedalam pelukamu cinta, rasanya aku tak kuat menahan rasa ini sendiri..”  tangisku tak bisa ku tahan lagi.

“ssstt…sayang, sudahlah jangan menangis, hapus air matamu, aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Sekarang istirahat lah, aku tahu kamu pasti capek beberapa hari ini, semuanya kini sudah jelas. Ingat lah satu hal.. aku sangat sayang padamu juga  pada buah hati kita,  yang harus kita lakukan sekarang adalah memberikan yang terbaik untuknya semampu kita. Tidurlah sayangku.. aku akan memelukmu dari sini dengan segala rasa sayang dan cintaku.” suara itu terdengar bergetar namun bisa membuatku sedikit tenang.

“baiklah.. aku akan mencoba untuk tidur malam ini, terimakasih telah begitu mengerti rasaku cinta.. bantu aku dalam doa malammu, bantu aku dengan kekuatan cinta kamu..aku membutuhkannya malam ini, aku menyayangimu cinta.”  dengan masih terisak ku hapus  airmataku.

“ iya aku tahu..istirahatlah sayangku.  I love you..”  ucap suara itu lembut.

“ I love you too..” 
Lalu semuanya kembali sunyi.. sunyi dikeramaian kota Jakarta yang tak pernah tidur. hatiku masih menangis, aku teringat ucapan belahan hatiku diseberang pulau sana, mengingatkanku pada Sang Pemilik Jiwa. ku basuh tubuhku mensucikan diri dengan wudhu, menghamparkan sajadah disudut ruangan. melantunkan ayat-ayat suci yang  cukup terasa mengetarkan jiwaku saat itu.
Ku pandangi malaikat kecilku yang telah tertidur pulas dengan mimpinya. botol susu yang kosong tergeletak begitu saja di sebelah bantalnya. membayangkan wajahnya yang mungil, membayangkan hari-hari yang kelak dilaluinya dalam kesunyian, dan aku tak kuasa lagi menahan airmataku.

Bersimpuh aku dalam do'a malam itu.

"ya Rabb... Ampunilah dosa dan kesalahan hamba, tolonglah hamba ya Rabb.. berikan hamba kekuatan, berikan hamba cukup kesabaran menerima ini semua dengan ikhlas. hamba yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untuknya, lindungilah buah hati hamba, jagalah dia ya Rabb, lindungilah dia karena hanya Engkau lah sebaik-baiknya Pelindung............."

Ku tumpahkan segala sedih dan tangisku malam itu menenggelamkan diriku dalam doa yang panjang..untuk malaikat kecilku. 
mengingat kembali tubuh mungilnya, wajahnya yang lucu, tangisnya, gerak geriknya yang membuat ceria suasana dan senyumnya...senyumnya seperti matahari yang menghangatkan hati. seperti arti namanya.

                                " Mentari Penghangat Hati"

                                                                                          ~ With Love ~ 
                                                                                                  2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar