Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 April 2012

lagu cinta itu bukan untukmu... ~1

Aku duduk sendirian diteras taman sekolah dibawah pohon rindang sambil membaca sebuah buku pelajaran saat kamu datang menghampiri. 
kalau saja kamu tahu rasa dalam hatiku, mungkin kamu tak akan menanyakan hal itu lagi padaku tapi aku temanmu..tempat kamu berbagi cerita. 

“ Bagaimana...?” katamu saat itu.

“ Ya kamu bilang aja sendiri nanti kamu akan tahu jawabanya ”. Kataku pelan
.
“ Tapi gimana caranya kamukan sahabatnya?” Tanya kamu lagi.

“ Aku memang sahabatnya tapi inikan perasaanmu bukan perasaanku?!”. Jelasku.

“ Tapi kamu mau bantu aku kan buat ngomong sama dia?”. Pintanya. Aku menarik nafas.

“ Oke.. nanti aku ngomong sama dia”. Jawabku sambil berdiri.

“ Terimakasih ya..” katamu dengan senyum mengembang.

Bel masuk sayup-sayup terdengar ku bereskan buku ku lalu melangkah pergi menuju kelas dan kamu berlari kecil meninggalkanku.

Bingung bagaimana memulainya, aku tahu sahabatku sedang mencoba dekat dengan seseorang dan aku bisa merasakan kegembiraannya tapi aku juga nggak mau buat temanku kecewa. 
Jadi siang itu aku memberanikan diri untuk mengajak sahabatku bicara dikantin sekolah saat istirahat.

“ Fay..kamu tau cowok manis dikelas sebelah?” tanyaku.

“ Mm…ya kenapa?” Jawab sahabatku.

“ Siang nanti dia mau main kerumahmu..boleh?” . tanyaku lagi sambil menyeruput sebotol minuman ringan

Sahabatku tak langsung menjawab dia kelihatan berfikir sejenak aku mengerti,
jadi ku tunggu saja sampai dia mau buka suara.

“  Bagaimana Fay…” tanyaku lagi.

“ Tapi kamu ikut kerumahku juga kan?” katanya membuatku terkejut. Bagaimana tidak aku tahu maksud temanku datang kerumah sahabatku. Kalau temanku tahu tentu itu akan membuatnya malu.

“ Ya nggak enak lah fay “ elak ku.

“ Temani aku lah.. aku gak mau menemuinya sendirian”. Rayu faya.

“ Tapi fay…” lanjutku.

“ Kamu kerumahku sebelum dia datang, jadi dia gak tau kamu ada disitu..?” pinta faya sambil memegang tanganku. “ Ayo lah..kamu kan sahabatku” . mohon faya.

“ Oke deh…” lanjutku menyerah.

Faya tersenyum padaku kemudian kami kembali menikmati jam istirahat dikantin yang ramai. Aku menitipkan sepucuk surat lewat teman sekelas kamu, aku tahu kamu pasti sedang menunggu kabar dariku dan semoga saja kabar ini akan membuatmu senang.

Jadi saat pulang sekolah itu aku langsung menghubungi rumah, titip pesan sama orang rumah kalo aku terlambat pulang sekolah kalau mama pulang dari belanja nanti  mama tak akan mencariku.

Faya langsung mengajakku masuk ke kamarnya saat tiba dirumah, membuka lemari pakaian lalu mengambil beberapa helai kaos dan menyerahkan padaku untuk memilih mana yang akan aku pakai buat ganti baju seragamku. Aiihh..Faya. aku jadi malu sendiri.

“ Aku kedapur ya. kamu ganti baju aja dulu”. ujar Faya lalu berlalu dan menutup pintu, membiarkanku dikamarnya sendirian.

Aku keluar kamar menuju ruang tengah biasanya aku dan faya duduk disitu sambil mengerjakan tugas sekolah bersama, faya sudah ganti bajunya dengan t-shirt berwarna pink dan jeans biru ¾. terlihat santai. Segelas es jeruk disodorkan kearahku dia sendiri meminum segelas es jeruknya sampai habis. Aku tertawa melihatnya, gak lama si mbak datang membawa 2 piring nasi goreng meletakkannya dimeja makan kemudian kembali lagi ke dapur. 

“  Makan dulu yuk…nanti kita terusin lagi ngobrolnya “. Ajak faya seraya menarik tanganku.
Nasi goreng si mbak memang enak, aku dan faya melahapnya sampai habis, segelas air putih menyelesaikan makan siangku

Aku dan Faya terlibat dalam obrolan yang sedikit agak serius, ku terangkan maksud kedatangan cowok manis itu mencoba menanyakan langsung bagaimana pendapat Faya tentang itu, Faya kelihatannya agak ragu dan aku memakluminya karena aku tahu Faya juga lagi suka sama seseorang, hanya saja cowok itu belum menyatakan sukanya sama Faya.
Yang ku tahu belakangan ini temanku lagi pendekatan sama Faya, aku lihat sikap Faya yang biasa saja seperti biasanya baik sama setiap orang.

“ Kelihatannya sih baik..tapi bagaimana ya?” bimbang Faya.

“ Yang punya keputusan kan kamu Fay, aku sih cuma menyampaikan saja.” Jelasku.

Faya tersenyum kearahku kemudian menempelkan jari telunjuknya ke bibir sambil menunjuk pintu depan yang tiba-tiba saja berbunyi. Aku tahu maksud Faya segera saja aku diam menahan suaraku.

Si mbak membukakan pintu menyuruh tamu itu menunggu dan mempersilahkannya duduk diteras depan rumah kemudian meninggalkannya. Faya yang sudah tahu ada tamu untuknya mengangguk saat si mbak memberitahu, Faya mengajakku keruang tamu, mengintip siapa yang datang dari balik tirai tebal di jendela. Aku mau berbalik keruang tengah ketika tiba-tiba tangan Faya menahanku dan berbisik agar aku tak meninggalkannya sendiri. Faya memintaku untuk tetap diruang tamu  sementara dia pergi menuju teras depan menemui sang tamu. Faya mengacungkan tinjunya dibalik pintu sambil tersenyum kearahku, aku mengangguk sambil tertawa tertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar