Aku
menangis ditengah sepinya malam, tak menyesali apa yang telah terjadi tapi
belajar menerima apa yang baru saja aku ketahui.
2
minggu sudah ku kejar semua jadwal untuk menyelesaikan pengobatan itu, berharap
untuk cepat kembali kerumah mungilku di pulau Borneo.
Tak
terhitung lagi jumlah uang yang harus ku keluarkan harapanku hanya satu, aku
ingin kepastian dan memberikan yang terbaik untuk malaikat kecilku.
Membujuknya
untuk bangun pagi-pagi, berlomba mengejar waktu dalam padat nya kota Jakarta.
Sungguh sesuatu yang tak mungkin aku lupakan. Menggendong dan menyusuri
bangunan putih yang besar menaiki beberapa anak tangga hingga tiba disebuah
klinik tumbuh kembang,
3 hari
yang lalu dokter menyuruhku membawa kembali malaikat kecilku untuk menjalani
serangkaian test, tak ada yang bisa ku
lakukan selain mengikuti semua petunjuk dokter.
Seorang suster memintaku menebus sebuah obat, kemudian memberiku petunjuk bagaimana
memberikan obat itu. Rasanya tak ingin memberinya obat ini kalau efeknya
ternyata untuk membuatnya tak sadarkan diri, tapi ini harus ku lakukan, beberapa menit kemudian malaikat kecilku terlihat mulai tak sadarkan diri, ku
gendong dia dan ku baringkan ditempat tidur beralaskan seprai putih bersih. Ku
perhatikan seorang perawat mengoleskan semacam gel kebagian-bagian tertentu
dikepalanya perawat satunya lagi
memperhatikan alat yang terdengar mengeluarkan suara beep..beep..beep.. alat
itu merekam aktifitas yang ada dikepala
malaikat kecilku. Aku ingin menangis melihat malaikat kecilku dengan
kabel-kabel yang menempel dikepalanya. Detak jantungku berbegup kencang tapi
aku bisa apa? aku hanya bisa pasrah dengan semua itu. Ku tenangkan diriku
sambil memperhatikan semua gerak gerik suster yang merawat malaikat kecil ku.
“maafkan
mama sayang, ini semua untuk kebaikan kamu” . Begitu batinku menguatkan.
Beberapa
menit kemudian perawat itu mulai melepaskan satu per satu kabel yang menempel,
membersihkan gel yang masih tersisa dan mengangguk pelan kearahku, aku mengerti maksudnya. Ku gendong malaikat
kecilku memeluknya dengan erat. Ku sadarkan dia dengan kecupan sayang,
perlahan matanya mulai terbuka aku tersenyum membelai rambutnya yang masih sedikit
agak basah terkena gel. Ku peluk lagi dan ku kecup lagi keningnya.
" Betapa aku sangat mencintaimu malaikat kecilku". kataku dalam hati.
Masih dalam gendongan malaikat
kecilku memeluk erat tubuhku dengan keadaannya yang masih lemah.
“ kita
pulang sayang, kita pulang. kamu pasti
lelah seharian ini.” bisikku lembut.
Ku tinggalkan bangunan megah berwarna putih
itu menaiki sebuah taksi biru menuju hotel tempatku menginap. Malaikat kecilku
berlindung dalam pelukan hangatku kemudian terlelap kembali dengan senyuman manisnya.
~ o 0 o ~
~ o 0 o ~
Dokter
mempersilahkanku duduk setelah test itu dilakukan. Jantungku sedikit berdebar. Menunggu apa hasil dari test 3 hari yang lalu itu.
“Bagaimana
bu.. sehat?” tanya dokter.
“baik
dokter..cuma agak tegang sedikit “. jawabku pelan berusaha menghilangkan
kegugupanku.
“adek..bagaimana?” tanya dokter lagi sambil memegang lembut tangan malaikat kecilku.
“ baik
dokter.” Jawabku mewakili malaikat kecilku yang asik memainkan sebuah mobil mainan dan botol susunya.
“baiklah..”
dokter itu melanjutkan.
Aku sedikit tegang menunggu dokter berbicara.
“berdasarkan
dari hasil serangkaian test kemarin saya
bisa menyimpulkan bahwa anak ibu mengalami gangguan dipendengarannya, semua struktur telinga, gendang telinganya bagus
hanya saja sepertinya ada gangguan dibagian syaraf telinganya hingga
menyebabkan dia tidak dapat mendengar dengan jelas, maaf ibu ”. dokter itu menjelaskan.
Aku
terdiam memandangi malaikat kecilku yang masih asik dengan mainan dan botol
susunya. Sepertinya dia belum menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya.
“Apa
yang harus saya lakukan dokter ?“ tanyaku
kemudian.
“ibu
tak perlu khawatir karena anak ibu masih
dalam masa berkembang dan bisa terbantu dengan pemakaian alat bantu dengar, hanya saja
maaf ibu.. untuk saat ini dia tidak bisa bersekolah di sekolah umum karena nanti
akan membuatnya kesulitan, yang harus ibu lakukan sejak dini adalah mengikuti
terapi dan menstimulasinya dengan suara-suara yang langsung diterima lewat
pendengarannya tak ada salahnya jika
mendengarkan musik lewat headset, itu akan membantu syarafnya bekerja.” jelas
dokter yang sedikit menenangkan ku.
Aku hanya
bisa mengangguk mendengarkan semua
penjelasannya, menanyakan apa saja yang dapat ku lakukan untuk membantu malaikat kecilku
ini. Sesekali ku pandangi tubuh mungilnya, batinku menangis. Tapi aku bisa apa?
“baik
lah kalau begitu, semuanya sudah selesai ada lagi yang ingin ditanyakan ibu..?”. tanya
dokter.
“ Tidak
dokter, saya mengerti..terimakasih atas bantuan dan penjelasannya dok. ini membuat saya sedikit agak tenang menerimanya". jawabku.
ku jabat tangannya kemudian meraih tubuh mungil malaikat kecilku.
Dokter menjabat tangan mungil itu dan mengusapnya lembut. Malaikat kecilku
hanya memandangi dengan wajahnya yang polos dan dengan langkah kecilnya mengiringiku meninggalkan ruangan dokter yang sejuk ber AC.
~ o 0 o ~
Malam itu
terasa begitu sunyi, kubayangkan seperti inilah mungkin yang dirasakan malaikat
kecilku. Dalam keheningan hidupnya.
Hp ku berdering,
ku lihat layarnya sebentar memastikan orang yang ku tunggu yang menghubungiku
saat ini.
“
selamat malam sayang.. bagaimana testnya hari ini ?” suara yang begitu akrab
ditelingaku terdengar disana.
“ met
malam cinta..” balasku berusaha menahan rasa dihatiku.
“bagaimana
keadaanmu juga malaikat kecil kita? Apa dia baik-baik saja?. tanya suara itu lagi.
Aku terdiam
menyusun kata-kataku rasanya tak ingin memberitahunya, tak ingin dia merasakan
hal yang sama ini, tak bisa ku bayangkan perasaannya jika tahu hal yang
sebenarnya. Tapi semua harus dibicarakan.
“
halo.. kamu masih disitu kan sayang?” suara itu menyadarkan ku.
“oh iya..
suaranya agak kurang jelas disini, mungkin aku harus pindah keluar ruangan.” alih ku. Padahal aku sedang bingung bagaimana
menyampaikan ini semua padanya.
“oke..oke
mungkin sinyal dalam kamar ini yang jelek, tunggu sebentar aku akan ke balkon”. terdengar hening, kemudian.
“halo..halo.bagaimana
sekarang?” suara itu terdengar lagi.
“iya. bagus?”
jawabku sekenanya.
“oke. Mmm..bagaimana
tadi testnya berjalan lancar? apa hasilnya?” tanyanya kembali.
HHhh..ku
tarik nafas panjang sebelum menjawabnya.
“ alhamdulillah
semua berjalan lancar, dari rumah sampai RS. Dokternya, testnya dan sampai
rumah lagi, hanya saja cinta…” kataku menghentikan kata-kataku.
“ Ada
apa? Apa kata dokter? Bagaimana hasil testnya? Ada apa dengan malaikat kecil
kita?”. Suara itu terdengar penasaran dan memberiku banyak pertanyaan.
“semua
berjalan cukup lancar, hanya saja hasilnya…, maaf cinta.. sepertinya dugaanku
benar, malaikat kecil kita mengalami gangguan dipendengarannya.” kataku
tersendat airmata tak kuasa ku bendung,
rasanya aku ingin berada dalam pelukannya saat ini.
Suara itu tak terdengar,
hanya helaan nafas panjang yang ku tangkap sayup-sayup.
“halo..cinta,
kamu mendengarkanku.?” tanyaku ketika suara itu sepertinya menghilang.
“ iya…aku
disini sayang”. Jawab suara itu pelan.
“ Aku
minta maaf cinta, aku benar-benar minta maaf mungkin semua ini salahku, aku tak bisa
merawatnya dengan benar..” Isak ku menyalahkan diriku sendiri.
“tidak..
kamu tak perlu minta maaf sayang, aku tahu apa yang sudah kamu lakukan untuk
malaikat- malaikat kecil kita, aku tahu diri mu, ini semua sudah takdir dari
Yang Maha Menguasai Segalanya , kita
hadapi saja semua ini bersama tak ada yang harus disalahkan “. Suara itu
berusaha menenangkan ku.
“ saat
ini yang ke butuhkan hanya semangat darimu, rasanya aku ingin berlari kedalam
pelukamu cinta, rasanya aku tak kuat menahan rasa ini sendiri..” tangisku tak bisa ku tahan lagi.
“ssstt…sayang,
sudahlah jangan menangis, hapus air matamu, aku bisa merasakan apa yang kamu
rasakan saat ini. Sekarang istirahat lah, aku tahu kamu pasti capek beberapa
hari ini, semuanya kini sudah jelas. Ingat lah satu hal.. aku sangat sayang
padamu juga pada buah hati kita, yang harus kita lakukan sekarang adalah
memberikan yang terbaik untuknya semampu kita. Tidurlah sayangku.. aku akan
memelukmu dari sini dengan segala rasa sayang dan cintaku.” suara itu terdengar
bergetar namun bisa membuatku sedikit tenang.
“baiklah..
aku akan mencoba untuk tidur malam ini, terimakasih telah begitu mengerti
rasaku cinta.. bantu aku dalam doa malammu, bantu aku dengan kekuatan
cinta kamu..aku membutuhkannya malam ini, aku menyayangimu cinta.” dengan masih terisak ku hapus airmataku.
“ iya
aku tahu..istirahatlah sayangku. I love
you..” ucap suara itu lembut.
“ I love
you too..”
Lalu semuanya
kembali sunyi.. sunyi dikeramaian kota Jakarta yang tak pernah tidur. hatiku masih menangis, aku teringat ucapan belahan hatiku diseberang pulau sana, mengingatkanku pada Sang Pemilik Jiwa. ku basuh tubuhku mensucikan diri dengan wudhu, menghamparkan sajadah disudut ruangan. melantunkan ayat-ayat suci yang cukup terasa mengetarkan jiwaku saat itu.
Ku pandangi malaikat kecilku yang telah tertidur pulas dengan mimpinya. botol susu yang kosong tergeletak begitu saja di sebelah bantalnya. membayangkan wajahnya yang mungil, membayangkan hari-hari yang kelak dilaluinya dalam kesunyian, dan aku tak kuasa lagi menahan airmataku.
~ With Love ~
2012
Bersimpuh aku dalam do'a malam itu.
"ya Rabb... Ampunilah dosa dan kesalahan hamba, tolonglah hamba ya Rabb.. berikan hamba kekuatan, berikan hamba cukup kesabaran menerima ini semua dengan ikhlas. hamba yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untuknya, lindungilah buah hati hamba, jagalah dia ya Rabb, lindungilah dia karena hanya Engkau lah sebaik-baiknya Pelindung............."
Ku tumpahkan segala sedih dan tangisku malam itu menenggelamkan diriku dalam doa yang panjang..untuk malaikat kecilku.
mengingat kembali tubuh mungilnya, wajahnya yang lucu, tangisnya, gerak geriknya yang membuat ceria suasana dan senyumnya...senyumnya seperti matahari yang menghangatkan hati. seperti arti namanya.
" Mentari Penghangat Hati"
mengingat kembali tubuh mungilnya, wajahnya yang lucu, tangisnya, gerak geriknya yang membuat ceria suasana dan senyumnya...senyumnya seperti matahari yang menghangatkan hati. seperti arti namanya.
" Mentari Penghangat Hati"
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar