Macet…macet..macet..huh! padahal aku harus
kerumah sakit, mungkin saja kamu sudah menungguku. ‘maaf ya…aku gak bisa tepat
waktu kali ini”. Batinku.
Melewati
mobil satu persatu akhirnya aku bisa sampai juga didepan bangunan besar
berwarna putih. Kuparkirkan kendaraanku dan buru-buru masuk
kedalamnya.
Wangi
pembersih lantai yang menyengat ditambah bau obat rasanya memenuhi disetiap
ruangannya. Dan aku harus membiasakan diriku.
Kamu masih terbaring disana,dikamar berwarna
hijau tosca lembut, selang infus masih menempel dipergelanganmu, oksigen masih
menutup sebagian wajahmu dan alat itu masih saja mendampingi dengan bunyi
beep..beep..beep..kabel-kabelnya masih menempel rapih didadamu.
Kamu masih
tertidur, kulangkahkan kakiku kesudut dekat jendela mengganti bunga dilemari
kecil yang sudah layu, merapihkan selimutmu yang sedikit berantakan.
Dari lantai
ini aku bisa melihat jauh pemandangan kota dengan tata letaknya yang rumit.
Melepas semua himpitan rasa yang selalu saja hadir setiap kali aku datang
kemari menjengukmu. Sejenak aku memandangi wajahmu yang tirus,
“aku takut
kehilangan kamu”. lirihku dalam hati.
Dan tak
terasa tetes bening telah jatuh membasahi pipiku. Aku menangis..aku
menangis..dan aku menangis dalam kerinduan. Ku hapus air mataku saat ku lihat
ada pergerakan dari tubuhmu, kamu terbangun rupanya.
“hay…aku disini..maaf agak terlambat”. Kataku
pelan dari sudut kamar dekat jendela.
Aku menghampiri, berdiri disebelah tempat
tidur. Melihat kamu tersenyum, senyum indah yang dipaksakan. Aku tau betapa
kamu mau memberikan senyum itu untukku.
“Bagaimana kamu hari ini”. Tanyaku lembut sambil
memegang tanganmu.
Kamu hanya mengangguk pelan, mengisyaratkan kamu
merasa baik hari ini. Aku tersenyum mengetahuinya.
“mau kuteruskan cerita yang kemarin?”. Tanyaku
menawarkan buku yang tergeletak dimeja sudut kecil itu.
Kamu menggeleng, dan mengatakan sesuatu, tapi
tak ku dengar jadi aku harus mendekatkan wajahku.
“aku hanya ingin memdengar ceritamu hari ini “
katanya pelan.
Entah harus memulai dari mana ceritaku hari ini,
aku mulai mengingat apa saja yang aku lakukan hari ini, dimulai dari pagi,
kekantor seperti biasanya lalu sebelum pulang aku kemari menjenguk kamu, tapi
sepertinya membosankan untuk diceritakan. Baru saja aku mau mulai bicara,
seorang suster masuk. Aku tersenyum kearahnya.
“permisi…mas, mbak.. periksa dulu ya”. Katanya
mendekati tempat tidur. Menyelipkan thermometer keketiakmu dan memeriksa denyut
nadimu. Dan beberapa menit kemudian berlalu.
“oh ya..teman-teman tadi titip salam, mereka
mendoakan kamu biar cepat sembuh dan bisa kumpul lagi sama mereka”. Kataku.
“mm….terimakasih, salamku kembali ya..” katamu
hampir tak terdengar.
Lalu aku
mulai cerita apa saja kegiatanku hari ini sampai aku berada disini saat ini.
Jam besuk sudah lewat, aku harus
mengakhiri ceritaku, rasanya berat meninggalkanmu disini..,tapi kakakmu
datang, aku sedikit lega.
“aku pamit dulu ya…sudah waktunya pulang, besok
aku kesini lagi, tunggu aku”. Kataku.
Lalu
kudekatkan wajahku, membisikan sesuatu ditelingamu dan kamu pun tersenyum
“trimakasih..” jawabmu sambil mengangguk
perlahan, berat melepas tanganku pergi.
Aku
memandangmu meyakinkanmu bahwa aku pasti kesini lagi besok.
Sepi…malam sepertinya beranjak perlahan, membawa
aku pada keindahan dirimu.
Setiap malam seperti ini
menjelang tidur, kamu pasti menitipkan salam rindu mu lewat kata-kata manis di
handpone ku, aku senang membacanya, membalas salam rindumu dengan kata-kata
indah membawa kita pada mimpi yang sama yaitu ….kebersamaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar