kalau saja kamu tahu rasa
dalam hatiku, mungkin kamu tak akan menanyakan hal itu lagi padaku tapi aku
temanmu..tempat kamu berbagi cerita.
“ Bagaimana...?”
katamu saat itu.
“ Ya
kamu bilang aja sendiri nanti kamu akan tahu jawabanya ”. Kataku pelan
.
“ Tapi
gimana caranya kamukan sahabatnya?” Tanya kamu lagi.
“ Aku
memang sahabatnya tapi inikan perasaanmu bukan perasaanku?!”. Jelasku.
“ Tapi
kamu mau bantu aku kan buat ngomong sama dia?”. Pintanya. Aku menarik nafas.
“ Oke..
nanti aku ngomong sama dia”. Jawabku sambil berdiri.
“ Terimakasih
ya..” katamu dengan senyum mengembang.
Bel masuk
sayup-sayup terdengar ku bereskan buku ku lalu melangkah pergi menuju kelas dan
kamu berlari kecil meninggalkanku.
Bingung
bagaimana memulainya, aku tahu sahabatku sedang mencoba dekat dengan seseorang
dan aku bisa merasakan kegembiraannya tapi aku juga nggak mau buat temanku
kecewa.
Jadi siang itu aku memberanikan diri untuk mengajak sahabatku bicara
dikantin sekolah saat istirahat.
“ Fay..kamu
tau cowok manis dikelas sebelah?” tanyaku.
“ Mm…ya
kenapa?” Jawab sahabatku.
“ Siang
nanti dia mau main kerumahmu..boleh?” . tanyaku lagi sambil menyeruput sebotol
minuman ringan
Sahabatku
tak langsung menjawab dia kelihatan berfikir sejenak aku mengerti,
jadi ku
tunggu saja sampai dia mau buka suara.
“ Bagaimana Fay…” tanyaku lagi.
“ Tapi
kamu ikut kerumahku juga kan?” katanya membuatku terkejut. Bagaimana tidak aku
tahu maksud temanku datang kerumah sahabatku. Kalau temanku tahu tentu itu akan
membuatnya malu.
“ Ya
nggak enak lah fay “ elak ku.
“ Temani
aku lah.. aku gak mau menemuinya sendirian”. Rayu faya.
“ Tapi
fay…” lanjutku.
“ Kamu
kerumahku sebelum dia datang, jadi dia gak tau kamu ada disitu..?” pinta faya
sambil memegang tanganku. “ Ayo
lah..kamu kan sahabatku” . mohon faya.
“ Oke
deh…” lanjutku menyerah.
Faya
tersenyum padaku kemudian kami kembali menikmati jam istirahat dikantin yang
ramai. Aku menitipkan sepucuk surat lewat teman sekelas kamu, aku tahu kamu
pasti sedang menunggu kabar dariku dan semoga saja kabar ini akan membuatmu
senang.
Jadi saat
pulang sekolah itu aku langsung menghubungi rumah, titip pesan sama orang rumah
kalo aku terlambat pulang sekolah kalau mama pulang dari belanja nanti mama tak akan mencariku.
Faya
langsung mengajakku masuk ke kamarnya saat tiba dirumah, membuka lemari pakaian lalu
mengambil beberapa helai kaos dan menyerahkan padaku untuk memilih mana yang
akan aku pakai buat ganti baju seragamku. Aiihh..Faya. aku jadi malu sendiri.
“ Aku
kedapur ya. kamu ganti baju aja dulu”. ujar Faya lalu berlalu dan menutup
pintu, membiarkanku dikamarnya sendirian.
Aku keluar
kamar menuju ruang tengah biasanya aku dan faya duduk disitu sambil mengerjakan
tugas sekolah bersama, faya sudah ganti bajunya dengan t-shirt berwarna pink
dan jeans biru ¾. terlihat santai. Segelas es jeruk disodorkan kearahku dia
sendiri meminum segelas es jeruknya sampai habis. Aku tertawa melihatnya, gak
lama si mbak datang membawa 2 piring nasi goreng meletakkannya dimeja makan
kemudian kembali lagi ke dapur.
“ Makan dulu yuk…nanti kita terusin lagi
ngobrolnya “. Ajak faya seraya menarik tanganku.
Nasi goreng
si mbak memang enak, aku dan faya melahapnya sampai habis, segelas air putih
menyelesaikan makan siangku
Aku dan
Faya terlibat dalam obrolan yang sedikit agak serius, ku terangkan maksud
kedatangan cowok manis itu mencoba menanyakan langsung bagaimana pendapat Faya
tentang itu, Faya kelihatannya agak ragu dan aku memakluminya karena aku tahu Faya
juga lagi suka sama seseorang, hanya saja cowok itu belum menyatakan sukanya
sama Faya.
Yang ku tahu belakangan ini temanku lagi pendekatan sama Faya, aku lihat
sikap Faya yang biasa saja seperti biasanya baik sama setiap orang.
“ Kelihatannya
sih baik..tapi bagaimana ya?” bimbang Faya.
“ Yang
punya keputusan kan kamu Fay, aku sih cuma menyampaikan saja.” Jelasku.
Faya
tersenyum kearahku kemudian menempelkan jari telunjuknya ke bibir sambil
menunjuk pintu depan yang tiba-tiba saja berbunyi. Aku tahu maksud Faya segera
saja aku diam menahan suaraku.
Si mbak
membukakan pintu menyuruh tamu itu menunggu dan mempersilahkannya duduk diteras
depan rumah kemudian meninggalkannya. Faya yang sudah tahu ada tamu untuknya
mengangguk saat si mbak memberitahu, Faya mengajakku keruang
tamu, mengintip siapa yang datang dari balik tirai tebal di jendela. Aku mau
berbalik keruang tengah ketika tiba-tiba tangan Faya menahanku dan berbisik agar aku tak
meninggalkannya sendiri. Faya memintaku untuk tetap diruang tamu sementara dia pergi menuju teras depan menemui
sang tamu. Faya mengacungkan tinjunya dibalik pintu sambil tersenyum kearahku,
aku mengangguk sambil tertawa tertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar