Banyak pertimbangan yang Faya
utarakan ke aku, dan aku gak mungkin mengutarakan semua itu sama kamu walaupun kamu teman baik ku. Aku juga tak
ingin kamu tahu bahwa sebenarnya aku ada saat kamu datang kerumah faya.
Ku
lihat raut wajah kecewa tersembunyi saat Faya bicara padamu waktu itu, aku
masih melihat senyummu yang harus kamu paksakan untuk menutupi rasa kecewamu. Aku bisa merasakan kecewamu saat itu. Tapi aku bisa apa? Tak mungkin juga
bagiku untuk membujuk Faya agar menerimamu, aku sahabat Faya, aku tahu hati Faya untuk siapa?!.
Rupanya
rasa itu tak lekang oleh waktu. Walaupun masa telah berlalu kamu masih
menyimpan rasa hati untuk Faya. Tapi
kenapa dalam rentang waktu itu kamu seolah mendekatiku dalam cara yang berbeda?
Aku bisa rasakan ada rasa lain disana, entahlah semakin lama kamu sepertinya
memberikan harapan untuk menumbuhkan rasa lain dihatiku. Aku tak bisa pungkiri ada rasa lain juga yang hadir dalam hati saat
itu.
Tapi saat rasa itu mulai tumbuh kamu seolah menjauh, ku yakinkan diriku
bahwa aku salah mengartikan perasaanku, jadi ku tepis rasa itu tetap seperti
rasa sebelumnya terhadapmu. Kamu teman baikku tak mungkin aku mengharapkan
sesuatu yang aku sendiri gak yakin karenanya. Dan kita pun berpisah untuk waktu
yang lama.
Malam
itu dipenghujung tahun tanpa di duga kamu datang diacara ulang tahun temanku
yang juga temanmu. Kedewasaan terlihat dari penampilanmu. Aku terkejut ketika
kamu menyapaku dengan senyum paling manis yang pernah aku temui selama aku jadi
temanmu.
“
kamu…??” kataku tak percaya.
“ iya
ini aku..kaget ya..? aku juga gak sangka bisa ketemu kamu lagi disini .”
jawabmu.
“ Aku
memang masih tinggal didaerah ini kok”. Kataku menghilangkan keterkejutanku.
“ iya
aku tadi sempat tanya, ternyata kamu masih disini padahal saat beberapa waktu
setelah perpisahan sekolah itu aku sempat mencarimu, katanya kamu kost didekat
kampus dan aku gak tahu kamu kuliah dimana?”. Panjang kamu menjelaskan.
Aku
mengernyitkan alisku, bingung dengan perkataannya.
“Kamu
cari aku..?” tanyaku memastikan yang ku dengar.
“
iya..aku mencari mu, sepertinya kamu menghilang.” Suaramu terdengar pelan.
“ untuk
apa kamu mencariku?”. Masih bingung ku tanyakan itu.
“ Ada
sesuatu yang ingin aku tanyakan ?” ujarmu lagi.
Ach…
sepertinya aku masih saja jadi tempat curahan hatimu, entah kamu sadar atau
tidak kamu membuka kembali rasa yang pernah kau titipkan dulu , semua itu kini membayang dalam ingatanku.
“ Apa
yang mau kamu tanyakan? Apa masih seputar rasa untuk Faya? hey..bangun!!. kita
sudah berada dalam masa yang berbeda sekarang". kata ku mengingatkan.
“ oh..ya
Faya, bagaimana kabarnya sekarang?” kamu pura-pura menanyakan.
Aku
baru saja mau menjawab ketika kamu tiba2 melanjutkan bicaramu.
“
bukan.. , ini bukan tentang Faya tapi tentang perasaan yang ada sama
kamu dulu ?”.
Deg..!!
degup jantungku sedikit tersentak. Apa maksudnya ini? ujarku dalam hati, kenapa
tiba-tiba saja kamu menanyakan hal itu, apa kamu gak sadar apa yang kamu
bicarakan? kamu benar-benar membuatku bingung.
“
maksudmu?”. tanyaku balik.
“ Seorang teman pernah bercerita tentang
perasaanmu sama aku setelah sekian lama kita gak pernah ketemu, tadinya aku gak
percaya karena ku fikir kita gak akan terlibat dengan rasa yang sama. Dulu aku
harus menghindar darimu karena aku nggak ingin pertemanan kita rusak hanya
karena rasa yang mulai ada dalam hatiku. Aku takut kamu marah jika tahu rasa lain
telah tumbuh, aku tak berani berterus terang, aku tak ingin kamu tahu rasa itu.
Aku hanya ingin memastikan apakah yang aku dengar itu benar?”. Panjang kamu
ceritakan semua masa lalu itu.
Aku
jadi bingung, ingin ku akui itu tapi aku gak sanggup untuk berkata. Ingin ku
dustai itu tapi hatiku memang pernah tersentuh oleh rasa. Kalau saja dulu kita
mau jujur dengan perasaan kita, mungkin bingung ini tak akan menjadikanku diam
seribu bahasa. Yang ku lakukan hanya mendengarkan perkataanmu lagi.
“ kalau
saja aku tahu lebih dulu perasaanmu, mungkin aku tak memaksamu untuk bicara
dengan Faya, tapi kamu hebat..kamu sembunyikan semua itu bahkan sama sahabatmu
sendiri, aku tak bisa bayangkan perasaanmu saat meminta sahabatmu untuk mau
menemui ku padahal kamu mengorbankan perasaanmu”.
Aku
masih terdiam mendengar semua curahan hati kamu yang entah kenapa baru kamu
sampaikan setelah sekian lama. Apa yang harus aku lakukan dengan semua cerita
itu. Apa yang harus ku katakan untuk menjelaskan semuanya kalau ternyata itu
benar adanya. Sementara saat ini di jari manisku telah melingkar cincin indah
pengikat hati.
“aku
hanya ingin bilang..aku minta maaf telah menjauh dari kamu saat itu, aku gak
bermaksud, aku hanya ingin menghindari perasaan yang lama-lama singgah dihatiku
untukmu, aku gak ingin kamu marah sama aku,tapi aku juga gak mau menipu
perasaanku kalau aku… suka kamu”. Lirihmu pelan tertunduk.
“ aku
bingung mau ngomong apa?” kataku singkat.
“ katakan
saja kalau semua itu benar..katakan saja kalau ternyata kita memang punya rasa yang
sama, dengan begitu aku bisa menebus rasa bersalahku padamu, aku ingin
menjadikanmu lebih dari temanku, aku ingin kamu jadi teman dekatku".
kata-katamu membuatku jadi serba
salah. Akhirnya ku beranikan diri untuk bicara denganmu.
“ sudah
lah, semuanya sudah berlalu dan aku tak ingin melihatmu kecewa dengan semua
cerita itu Aku tak ingin menyakiti rasa yang ada padamu saat ini, tapi kamu
seharusnya mengerti perasaan itu tak bisa dipermainkan begitu saja. Dulu
kamu datang padaku memintaku untuk membantumu bicara dengan sahabatku tentang
perasaanmu, setelah kamu tahu jawabannya entah sadar atau tidak kamu memberikan
harapan kepadaku, aku tahu aku menyukaimu sebelum kamu menyadarinya, tapi ku
tepis semua itu. Aku menghormatimu sebagai teman baikku. Lalu kemudian kamu
menjauh hingga perpisahan itu.
Sekarang
kamu datang kepadaku menanyakan perasaanku kepadamu dan memintaku jadi teman
dekatmu, apa kamu sadar dengan apa yang kamu goreskan saat ini?, kamu membuka
luka yang telah lama aku pendam, kamu merasa seolah-olah aku telah kecewa
karena kehilanganmu. Bukan itu, bukan itu yang harus kamu ketahui sekarang ini
?“. Kata-kataku meluncur begitu saja.
Kamu
memandangku dengan pandangan orang yang merasa bersalah, membuatku perlu
menjelaskan dan menyelesaikan semua perasaan ini.
“ Aku
terlalu hanyut dengan perasaanku hingga tak sadar kalau kamu adalah temanku, aku melakukan semua itu dulu
karena aku ingin membantumu mengungkapkan rasa, namun sepertinya rasa itu
memang tak bisa kamu lupakan. Aku memaklumi itu, hingga akhirnya ku tepis semua
rasa tentang mu, menjadikanmu tetap sebagai temanku..Aku memaafkan mu atas rasa
yang pernah kita miliki bersama. Aku tak
ingin melihatmu kecewa lagi tapi maaf….kamu terlambat. Kamu hanya ada disudut
kecil ruang hati. Aku tak ingin mengusik lagi keberadaanmu disana, karena kini hati dan diri ku telah dimiliki oleh orang lain.”
Ku
pandangi dirimu yang diam menatapku. Aku tahu aku telah mengecewakannya. Tapi
ini harus berakhir, masa lalu itu harus berlalu dan pergi. Aku tak ingin
keberadaannya saat ini mengusik kebahagiaan yang telah aku dapati.
Tersadar
kalau saat itu kita dalam suasana ulang tahun, aku mulai berbaur dengan yang
lainnya. Ku lihat kamu maju ke depan memetik gitar dan mulai menyanyikan sebuah
lagu.
".......lagu tentang cinta".
Tapi saat ini ketika lagu tentang cinta itu mengalun kembali bisa ku pastikan.
lagu cinta ini bukan lagi untukmu.....
~ s e l e s a i ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar