Kamu duduk dihadapanku. Aku bingung mau mulai
dari mana kalimatku, sulit rasanya mengeluarkan kata-kata. Aku terdiam, kamu
terdiam dan kita hanya bisa terdiam berusaha menguasai suasana hati.
“
terimakasih, kamu sudah mau menemaniku sore ini..” katamu pelan memecah
keheningan.
Aku masih terdiam, entahlah.. aku bingung. “oh Tuhan.. tolonga aku.”
Pintaku dalam hati.
Pelayan
kafe datang menanyakan apa ada yang akan kami pesan saat ini?.
Kamu pesan 2
jus jeruk dan seporsi lumpia goreng. “masih sama.” Batinku.
Angin dari
hembusan ac membawa wangi parfummu ke hidungku,
aku ingat wangi itu, wangi
yang selalu hadir disamping tempat dudukku.
Ku kuasai hatiku.
“
kamu..kamu apa kabar…?” tanyaku.
" baik...kamu?" jawab kamu.
Aku mengangguk perlahan menghilangkan keterpakuannku.
Pelayan
kafe kembali dengan pesanan tadi dan menyajikannya dihadapan kami, lalu pergi
menghilang dibalik tempat duduk kasir.
Kamu memintaku minum. Rasa jus jeruk ini
membuat suasana hatiku terasa lebih tenang.
“ Maaf…maaf
aku tak menghubungimu kemarin, aku terlalu sibuk dengan segala kegiatanku, terimakasih
kamu mau membalasnya”. katamu memulai pembicaraan.
Aku mencoba
menatapnya menyusun kekuatanku untuk berbicara, setumpuk pertanyaan yang kemaren
mulai muncul dibenakku.
Aku ragu.. apa aku sanggup menanyakan itu semua...? atau….ach.!
“Seharusnya
aku yang minta maaf sama kamu..aku udah mengganggu waktumu,
minta maaf karena
aku tak bisa menahan diri utuk tidak menulis surat buat kamu,
memberi ucapan
selamat ulangtahun buat kamu…Maaf “. kataku merasa bersalah.
“kamu
gak berubah, kamu masih seperti yang dulu..perhatian.
aku senang menerima semua
surat dan ucapanmu “. Katamu lembut.
Dan
aku gak percaya rasa itu ternyata masih kamu simpan dan miliki,sungguh.
Aku tersanjung, sekian lama kita berpisah tapi rasa dihati kamu ga berubah untukku..
terimakasih ya“. katamu lagi.
Aku tersanjung, sekian lama kita berpisah tapi rasa dihati kamu ga berubah untukku..
terimakasih ya“. katamu lagi.
Tak terasa
tetes bening yang hangat itu menyentuh pipiku.
aku menangis, bayangan dirimu yang dulu sekarang bermain dalam benakku,
aku tertunduk menyembunyikan perasaanku.
aku menangis, bayangan dirimu yang dulu sekarang bermain dalam benakku,
aku tertunduk menyembunyikan perasaanku.
“ hey..
kamu menangis?” tanyamu berusaha menghapus airmataku.
“Aku..aku
tak mengerti......
semua terjadi begitu cepat, begitu tiba-tiba.
semua terjadi begitu cepat, begitu tiba-tiba.
aku gak nyangka
akan bertemu kamu seperti ini. Rasanya kamu dulu begitu membenciku,
sampai maafku pun kamu tak pernah mau tau..” kataku pelan menahan airmataku.
sampai maafku pun kamu tak pernah mau tau..” kataku pelan menahan airmataku.
Kamu terdiam,
sepertinya kamu sedang mengingat semua masa lalu itu.
sepertinya kamu sedang mengingat semua masa lalu itu.
Lalu kamu raih
tanganku. menatapku dengan tatapan lembut,
dan berusaha menguasai suasana hati kamu.
dan berusaha menguasai suasana hati kamu.
“Aku
tau..Aku minta maaf,
aku ingin kamu juga tau aku juga tak pernah melupakanmu.
aku ingin kamu juga tau aku juga tak pernah melupakanmu.
Saat
itu aku gak berani jujur dengan perasaanku, aku memang egois, aku terlalu malu
mengakui itu semua. Maaf..... aku minta maaf sama kamu, untuk semua yang telah aku
lakukan kepadamu”. Katamu dengan menatapku lekat, menggenggam erat tanganku,
meyakinkanku kalau itu benar-benar keluar dari hatimu.
Perlahan
ku angkat wajahku, memandang sosok wajah lembut yang selalu membayangiku,
mencari-cari kebenaran atas kata-kata yang terucap.
Kamu terlihat begitu tulus
mengakuinya, hanya ini yang aku inginkan selama ini, kejujuranmu..ketulusanmu.
“kamu
mau memaafkan ku kan..?” Tanya kamu lagi.
Kulepaskan
genggaman erat tanganmu perlahan, menghapus setiap tetes bening yang jatuh,
menguasai diri, menenangkan hati lalu kemudian tersenyum untukmu.
Senyum manis
yang selalu ku berikan tiap kali kau berikan bukumu padaku.
“sebelum
kamu minta maaf, aku telah memaafkanmu tapi kamu juga harus maafkan
kekhilafanku dulu ya”. Pintaku.
Kamu tersenyum,
senyum terindah yang pernah aku miliki.
Ternyata kita punya rasa yang sama dan
itu tak bisa dipungkiri, tak perlu lagi menutupi apalagi sembunyi.
Biarlah..biar mereka tau kalau sebenarnya hati kita memang menyatu dan tak
pernah terpisahkan.
Semua
begitu indah pada akhirnya. Bayang-bayangmu menghilang tergantikan dengan
keberadaanmu disisiku..sungguh.. mimpi itu menjadi nyata dan aku bahagia
karenanya.
~ selesai ~
U/ kamu
diseberang lautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar