Aku tak pernah menyangka kamu akan bersikap
seperti itu, sebegitu terluka kah kamu? atau ini hanya untuk mengalihkan
perasaanmu yang sebenarnya?.
Dan akhirnya sikap kita pun jadi berubah, kamu yang
tadinya indah dimataku berubah menjadi orang yang begitu menyebalkan. Dan aku entah mengapa aku masih saja memendam dan
menutupi kekesalanku hingga yang terlihat biasa saja seperti tak terluka. Semua
sikapmu membuatku gerah, tapi aku tak bisa membohongi hatiku..kalau aku memang
suka sama kamu. Sampai akhirnya kamu pergi dan menghilang, dan ucapan maafmu
tak pernah tersampaikan. Berakhir seperti sekolah yang juga telah berakhir.
Bertahun lamanya tapi bayanganmu tak
pernah hilang, kamu selalu hadir dalam fikiranku, terus bermain dalam anganku
hingga aku tak bias melupakan dirimu. Aku bertanya pada diriku, aku bertanya
pada dirimu yang entah ada dimana?. “apa iya kamu memang gak punya rasa sama
sekali untukmu? Padahal aku tau dirimu, kita sama-sama tau dan kita menutupi
rasa itu.
Aku merasa bersalah, aku tak bisa menahan diriku untuk tak menyukai
kamu.
Bertahun-tahun dengan bayanganmu,
memberimu kabar seakan-akan kamu memang ada, meminta maaf atas semua sikapku
kepadamu, memberikan ucapan selamat saat ulang tahunmu tiba. Tapi tak pernah
ada jawaban, bertahun-tahun tak ada jawaban.
Aku yakin suatu saat nanti kamu
akan mendengarkanku.
Bayanganmu sempat menghilang saat orang
lain hadir dalam kehidupanku, tapi kamu harus tau.. aku tak bisa membohongi
diriku, hatiku. Aku berjanji pada diriku sendiri sebelum aku menemukanmu aku
tak ingin orang lain memiliki hatiku.
Menjalani hari bersama bayang
dirimu berusaha untuk tetap yakin bahwa sebenarnya hanya rasa malu untuk
mengakui yang ada dalam hatimu saat itu, aku tak akan menyerah dan kini rasa
suka itu berubah menjadi rasa sayang hingga timbul rasa ingin memiliki dirimu.
Sore cerah dibulan November.
Sabtu ini aku libur jadi aku bisa memanjakan
diriku dengan baca buku dirumah sambil menikmati alunan indah lagu cinta.
Bell berbunyi,
ku intip lewat jendela kamarku. Pak Pos.
“Selamat sore mbak..” pak pos menyapaku. Aku
hanya mengangguk dan tersenyum. Pak pos memintaku menandatangani tanda
terima, lalu menyerahkan sepucuk surat berwarna putih dan berlalu saat ku
ucapkan terimakasih padanya. “hhmm..surat dari siapa ya?”. Gumam ku
Tak ku lihat lagi surat itu ku letakkan
saja di meja sudut dekat telpon lalu beranjak mandi. Tanpa sengaja pak pos
menyadarkanku karena terlalu asyik baca buku.
Rasanya segar badanku setelah
mandi. Ku lirik surat putih tadi masih pada tempatnya belum ada yang ambil. Penasaran
ku raih, aku ingin tau dari siapa sih surat itu.
Aku terkejut ..surat itu
untukku. ya untukku. Dan yang lebih mengejutkan lagi surat itu dari kamu, aku
gak percaya, mana mungkin..? setelah sekian lama, tapi surat itu memang dari
kamu. Jantungku berdebar, ku buka perlahan ku baca isinya.
“aku mau ketemu
kamu..” katamu dalam surat itu. Rasa dihatiku tak karuan ,
Apa aku sanggup bertemu denganmu?. Apa
aku sedang bermimpi?. Apa kamu sudah
memaafkan diriku?. Kenapa baru sekarang?. Setumpuk pertanyaan berebut dalam
benakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar