Total Tayangan Halaman

Senin, 14 Mei 2012

My Window Chat ~ 2

Dalam keheningan malam aku termenung memikirkan perasaan ku kepadamu. Sepertinya aku ingin memilikimu, bagaimana caranya agar kamu bisa hadir disini..bukan dijendela obrolan itu. Sesuatu telah menyentuh hatiku, rasanya ingin ku ungkapkan semua rasa dihatiku, bahwa aku mencintaimu, bahwa aku ingin kau hadir dalam nyataku, bahwa aku telah menempatkan dirimu dalam kehidupanku.
“Kenapa ya kamu tak mau memberikan gambar wajahmu? kenapa kamu tak mau memberikan no.telpmu? kenapa kamu tak ingin membicarakan perasaan yang nyatanya telah sama-sama kita rasakan..?”
Semua ini berawal dari pertemanan kita, betapa kita sering berbicara. Walaupun hanya menanyakan tentang kabar atau apa yang sedang kita lakukan saat itu. Semua itu sepertinya membuatku merasa dimiliki,merasa diperhatikan. Sebelumnya belum pernah seseorang berbicara lembut dan tertata rapih sepertimu hingga menimbulkan rasa indah dalam hatiku. Kamu yang pertama mengukirnya. Ya… kamu yang pertama yang menyentuh dalamnya hatiku.
 Ach.. mungkin aku terlalu naïf..hingga semua itu menjadikan indah disetiap hari-hari yang aku lewati.
Semakin aku mencoba melupakanmu, semakin aku tak bisa lepas dari namamu. Seperti ada kekuatan yang membuatku selalu ingin bersamamu. Suatu waktu aku pernah menanyakan tentang perasaan ini. mencoba agar aku bisa menemukan sedikit saja wajahmu atau sedikit saja aku ingin mendengar suaramu.
“hi.. may ask you something?”
“hi. Oke.. what are you asking about?”
“ why you can’t give me your picture or your phone number?”
“ I’m so sorry….i have life in here.. and you also have life in there…”
“but…I’ve been love you.. dear”
“ I know.. but I can’t..!”
“Why..dear.?”
Tak ada jawaban, aku menunggu..setiap ku tanyakan perasaanku kamu terdiam. Kemudian muncul kata-kata manis didinding salah satu kelompok dengan gambar yang menunjukan perasaan seseorang. Kenapa tak kamu katakan saja padaku saat kita sedang berbicara, menunggu jawabanmu membuat hatiku jadi tak bisa ku jelaskan.
Pada suatu obrolan ku tanyakan lagi, kenapa kamu tak mau memberikan fotomu, kamu bilang tak ingin membuat aku kecewa, karena mungkin saja itu akan membuatku terluka dengan keadaan kita yang berjauhan.
Sepertinya kamu benar-benar menjaga dirimu. Aku mulai berani mengutarakan perasaanku, dan sepertinya itu tak apa-apa bagimu hanya saja tiap kali ku katakan “ I love you”. Kamu tak pernah membalasnya, apa mungkin kamu tak suka kepadaku?
Malam ini aku kembali bersamamu dalam jendela obrolan itu, menanyakan kabar dirimu juga menanyaka apa yang kamu lakukan saat ini. kamu bilang kamu sedang menyelesaikan sebuah cerita untuk novelmu, aku senang berlama-lama denganmu tapi saat itu aku merasa agak sedih karena besok aku harus pergi tugas untuk beberapa hari, tak ingin rasanya berpisah denganmu walaupun sehari tapi tugas ini lebih penting untuk masa depanku.
Kadang aku membayangkan dirimu, disaat itulah aku ingin sekali melihat wujud nyatamu, mendengar suaramu tapi selalu saja tak berhasil, kamu selalu menolaknya, sempat terpikir kamu membenciku tapi setelah ku tanyakan. Kamu bilang tidak membenciku.. di akhir obrolan kamu selalu bilang
“I miss you..”
Ku katakan
“miss me but not love me?”
Aku sudah duga pasti tak ada jawaban darimu tapi..kali ini kamu berkata.
“tak cukupkah dengan panggilan ku untukmu?  Padahal aku selalu memanggilmu dengan kata indah pengganti namamu?
Aku menanyakan arti panggilan namaku, tapi kamu malah balik bertanya kenapa aku tak memanggil namamu?
Ku jawab arti panggilan namamu adalah teman dekat. Ku tunggu jawabanmu, lama.. membuat hatiku jadi penasaran. Lalu kamu membalasnya.
“kamu memanggilku dengan arti teman dekat, tapi aku… aku memanggilmu dengan arti….sayang”
“Oh Tuhan.. aku seakan tak percaya, aku mempunyai rasa cinta tapi masih memanggilnya sahabat.. tapi dia walaupun tak pernah dia ucapkan kata itu, tapi setiap panggilan untukku adalah sayang.
Aku jadi malu sekaligus bahagia..
Malam itu ku katakan aku akan pergi tugas untuk beberapa hari. Aku ingin dia tahu bahwa hidupku kini semakin berarti dengan kehadirannya walau hanya dalam dunia maya.
“oke, I’ll wait for you here”. jawabmu singkat.
ku katakan “ I love U”, seperti biasa kamu akan membalasnya.
“ miss you..Dear..”
Aku ingin berlalu menutup situs jejaring sosialku tapi terasa berat, namamu kulihat masih ada disitu rasanya aku tak ingin meninggalkanmu.
“did you really miss me..beib?  ku tanyakan kepadamu.
“ yes..i really miss you, but you must go.. I’ll be fine ..”
‘oke.. I’ll be back soon... I love you…dear.”
“ miss you..”
Tersenyum, ku tutup jendela obrolanku dengan hati tenang seakan tahu bahwa ada yang menanti kehadiranku saat nanti aku kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar