Total Tayangan Halaman

Minggu, 09 September 2012

~ Selamanya Cinta..................?? part 1

Dear diary.... 
Ada satu tempat diatas pelangi. Aku temukan bahagia disana. Dimana semua masalah mencair  seperti es dalam air. Hanya kesejukan yang terasa. 

 Aku ingin terbang seperti kupu-kupu kemana pun aku mau, memberikan kelembutan, membawa keindahan kepada setiap orang yang menatapnya.
Sebuah harapan yang ku tulis dalam buku harianku malam tadi.
----------------------------------------------------------------
“Setengah tujuh…” lirihku. 

Hujan yang datang dini hari tadi menbuat tanah basah dan udara sedikit agak dingin. Secangkir teh hijau hangat menemaniku, membantu  tubuhku melawan dinginnya pagi ini. Hatiku tak menangis lagi, segengam harapan yang ku ciptakan seakan membuatku harus tegar menghadapi kenyataan ini. kamu telah pergi meninggalkan luka. Jadi ku kumpulkan serpihan hati membentuknya kembali dan belajar untuk lebih mengerti apa yang sedang terjadi.

Seperti berjalan diatas duri jika terus bertahan dalam perasaan luka, aku harus buktikan padamu juga pada diriku sendiri, kalau aku mampu berdiri sendiri.
Secangkir teh hijau sudah habis. Aku melangkah meraih kunci mobil di meja sudut dekat telepon. Langkah kecil menghampiriku lalu memeluk kakiku erat.

“ mom..i love you..” 

Aku tersenyum lalu mengangkatnya ke pelukanku.“ I love you too….dear.”

Ku cium pipi lembutnya kemudian meletakkan dirinya di kursi kecil tinggi dekat meja makan. Semangkuk sereal ku siapkan dengan segelas susu cair. 
Kemudian tersenyum menyuruhnya sarapan.
Wajah mungilnya mengingatkan ku pada wajahmu, sedikit rasa sakit menyusup perlahan dalam hatiku. Ku tepis bayanganmu, aku ingin melupakan kamu.

Seperti kaca yang pecah mungkin itulah gambaran hatiku. Teriris sakit dan teramat sakit  kurasakan sendiri, tadinya ingin ku pertahankan dirimu, tapi rasa sakit begitu menguasai diriku dan kenyataanya kamu memang tak bisa dipertahankan lagi.
 Seorang wanita menguasai hatimu, dan itu membuat diriku jadi tak punya arti lagi dalam dirimu, sungguh semuanya kini tak ada gunanya lagi. Mempertahankan dirimu hanya membuat diri dan jiwaku tak bisa menggapai apa yang ku inginkan. Sejenak aku mengurung diriku dalam kesedihan. Menangis, menangis dan menangis. Begitu sakitnya aku hingga aku tak sadar ada malaikat kecil yang hadir didekatku. Untuk sesaat aku membencinya, membenci keberadaannya karena wajahnya selalu mengingatkan aku pada dirimu.

Tapi tersadar dari semua kenyataan ini bahwa malaikat kecilku ini belum mengerti apa yang tengah terjadi. Serasa duniaku runtuh begitu saja saat aku tahu ada orang lain dihatimu, ada orang lain ynag juga bersandar padamu, bukan teman tapi kekasih. Sakit, perih, terhianati.

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri dari arah belakang, tersenyum kearahku dan mengajak malaikat kecilku untuk beranjak dari tempat duduknya.
Malaikat kecilku meronta, menolak pelukannya, aku tersenyum dan mengangguk.

“ biar saya saja mbok..” kataku lalu meraih tubuh mungil itu kedalam pelukanku.

“hore..hore.. take me mom..take me to the shower” . Malaikat kecilku memeluk erat tubuhku.

Wanita paruh baya itu berlalu menuju kamar mandi mengalirkan air panas dan dingin bersamaan kedalam bak mandi. Menyiapkan handuk lembut berwarna biru muda.
Ku basuh tubuh mungilnya, busa sabun yang lembut membuat kulitnya terasa semakin lembut, aku hanya tersenyum menikmati aktivitas ini walau ku tahu jam semakin berjalan dan aku harus segera berangkat kekantor. 

Seakan tahu apa yag ada difikiranku, malaikat kecilku tak mau berlama-lama dalam bak mandi, membiarkan ku menyelesaikan aktifitas ini. ku angkat tubuh kecilnya dalam balutan handuk lembut. Mencium pipinya sambil menyuruhnya untuk berpakaian. Dengan gembira dia berlari kekamarnya. Mengambil baju dengan motif dan warna kesukaannya..kemudian kembali memintaku untuk memakaikan bajunya.

“..hmm..smell’s good…” kataku menyentuh rambut hitamnya.

Dia tertawa kegirangan. Kemudian meraih tanganku, mengantarkanku hingga masuk kedalam mobil.

“ I love you..mom, so much “ katanya sambil mencium pipiku.

“ I love you too..dear” kataku lalu menyalahkan mesin mobil dan melaju keluar rumah. Masih ku lihat lambaian tangan mungilnya kemuadian berlari memasuki rumah.
~ ooo~

Saat itu di suatu hari aku mengajak malaikat kecilku untuk menikmati  sore yang indah di sebuah taman bermain. Ku bentangkan sebuah tikar kecil untuk duduk di bawah pohon. Mengeluarkan beberapa makanan dan minuman ringan.
Malaikat kecilku sudah berlari mengejar seekor kupu-kupu mungil yang melintas dekat didepannya. Aku hanya mengangguk memberinya ijin tatkala dia memandangku. Sekejap saja dia berusaha menangkap kupu-kupu itu. Aku tersenyum memperhatikan setiap gerak geriknya yang lucu.

Taman ini luas dan indah, rumput seperti permadani yang terhampar luas. Ada beberapa pohon bunga yang tersusun amat rapi, sehingga orang yang datang kesini benar-benar nyaman menikmatinya.
Entah apa yang mendorongku untuk melihat jauh keseberang sana pada sebuah kursi taman. Sepasang kekasih sedang asyik bercanda, hingga aku bisa sedikit mendengar tawa wanita itu. Aku jadi tersenyum sendiri, ingat pada kekasih hatiku yang entah sekarang sedang mengerjakan apa dikantornya. Dia juga pernah mengajakku untuk menikmati sebuah taman indah seperti ini.

Ku perhatikan malaikat kecilku masih asyik mengikuti kupu-kupu yang sekarang terbang rendah diantara bunga-bunga. Kemudian dia diam dan hanya memperhatikan kupu-kupu yang hinggap disalah satu bunga berwarna merah. Malaikat kecilku melambaikan tangan ke arahku, aku mengangguk dan tersenyum, tapi dia kembali melambaikan tangannya kali ini mengisyaratkan agar aku beranjak dari tempatku untuk menghampirinya.

Aku berdiri dan berjalan pelan menghampiri malaikat kecilku. Dengan jari telunjuk dibibirnya dia mengisyaratkan aku agar perlahan mendekat. 
Dekat sekali dengan tubuh mungilnya.

“Sst..mom, I found a beauty flower for you… look.. there mom..” katanya 
 berbisik sambil menunjuk pelan seakan takut kupu-kupu yang hinggap diatasnya akan terbang.

“ where is it honey…” kataku pelan mengikuti suaranya.

“there is…mom.” Katanya lagi menunjuk pelan kearah bunga mawar berwarna putih diantara bunga mawar berwarna merah dan kuning.

Entahlah, mungkin saja si penjaga taman tidak mengetahui ada satu pohon mawar putih terselip diantara mawar merah dan kuning.. sungguh kontras sekali.

“ can I picked the flower…?” tanya malaikat kecil ku.

“No honey.. you will be stuck a thorn that was there.” Kataku mengingatkan.

“But..mom, I wanna  pick the white rose for you?” rengek malaikat kecil ku.

“ yes, honey I know…but you can’t pick the flower, let it beauty as the one among them.” Kata ku menjelaskan.

Malaikat kecilku hanya menatap lekat. Kemudian matanya kembali kearah kupu-kupu yang terbang menjauh dari kumpulan bunga-bunga mawar itu.
Diraihnya tanganku, kemudian beranjak pergi.

“I wanna drink mom… so thirsty.” Katanya lagi.

Aku tersenyum dan mengikuti kemana arah kakinya melangkah, tapi kemudian dilepasnya tanganku, mungkin dia teringat lagi dengan bunga mawar putih yang tak bisa dia berikan kepadaku, ada sedikit rona kecewa tergambar diwajahnya. Malaikatku berlari meninggalkan ku ketika dilihatnya seekor capung terbang rendah tepat didepan wajahnya.
Aku kembali ketempat dimana aku meninggalkan perbekalanku, ada beberapa potong roti isi, jus,air mineral, 2 buah apel dan permen lembut kesukaan malaikat kecilku.
 Aku masih berdiri saat ku dengar kembali tawa sepasang kekasih yang duduk  di kursi taman yang agak membelakangi tempatku berdiri saat ini. kembali aku melihat mereka, tapi kali ini aku sedikit terkejut , perlahan ku langkahkan kakiku untuk mendekat.  Aku mengenali suara lelaki  yang tertawa di kursi itu. Sekali lagi ku dengar tawa mereka dan aku semakin penasaran.
Ada semak tanaman bunga yang menutupi jarak antara aku dan mereka, hingga aku leluasa melihat siapa lelaki yang suaranya ku kenali itu.

------------------------- o 0 o --------------------------------

Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat dan  rasanya itu tak mungkin, begitu fikiranku menyanggah. Dari balik semak kuperhatikan wajah di balik topi berwarna coklat muda.

“ ya..Tuhan…!!” jeritku tertahan. 

Aku menutup mataku kemudian menutup mulutku agar tak terdengar suara keterkejutanku. Lelaki itu…., Lelaki itu adalah suamiku, ayah dari malaikat kecilku, dan wanita itu…, wanita itu adalah teman kantor ku, orang yang selalu mengisi hariku dengan kata persahabatan. 
Rasanya tubuhku begitu berat untuk beranjak meninggalkan semak berbunga tempat persembunyianku, wajah-wajah dengan tawa itu membuat hatiku seperti teriris-iris perih, Aku merasa dikhianati oleh orang-orang yang aku sayang.

Ku tarik nafas panjang untuk menguasai keadaan ini dan berusaha berlalu tak menghiraukan sepasang manusia yang telah melukai hatiku. Aku tak ingin malaikat kecilku tahu, bahwa orang yang selama ini di panggilnya “HERO”..adalah orang yang telah dengan sengaja menyakiti dan menghianati cinta ibunya.

“Tuhan……. Rasanya aku ingin menangis saat ini juga”.  Jerit batinku.

Aku sedikit berlari menuju tempat ku semula, duduk dengan fikiran masih melayang entah kemana dan sepertinya aku tak lagi semangat untuk meneruskan  keceriaan sore ini.
 
“ Mom… are you oke?”  tak sadar malaikat kecilku telah berada didepanku.
 Aku tak bisa menjawabnya, aku hanya bisa tersenyum kearahnya dan aku tak ingin malaikat kecilku tahu apa yang sedang terjadi dalam hati dan fikiranku.

Ku tuangkan jus kedalam gelas kecil dan meletakkan tepat didepan malaikat kecilku yang sedang asik memilih-milih permen lembut kesukaannya. meneguk sekaligus jus yang ku tuangkan tadi, memakan sepotong roti isi lalu kembali berlari menyusuri taman yang banyak di tumbuhi bunga-bunga indah.
Aku hanya tersenyum kearahnya sambil sesekali melambaikan tangan tanda aku memang melihat dia ada disana.  Tak ingin ku ingat apa yang ku dengar dan ku lihat tadi, rasanya aku ingin segera beranjak dari tempat ini secepatnya.

Tak berapa lama malaikat kecilku menghampiri, kemudian mengajakku untuk meninggalkan tempat itu. Dia membantuku membereskan semuanya memasukan dalam keranjang piknik lalu menggulung tikar hingga rapi, memberikannya padaku dan sambil memegang tanganku dia menggajakku melangkah pergi. HHh… ada kelegaan hati yang ku rasakan saat itu dan tanpa sadar ku tarik nafas dan membuangnya berat, malaikat kecilku menoleh ke arahku tapi lalu kembali menjajari langkahku menuju parkiran.  Membuka pintu mobil untuk ku dan masuk melalui pintu itu juga. Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.
Aku tak menyadari malaikat kecilku terus memandangi wajahku, mataku terfokus pada jalan tapi fikiranku entah kemana. Baru ku sadari saat suara mungilnya menyapaku.

“ Mom… are you oke?” tanya nya.

“ Yes dear… why you asking like that …?” tanyaku kembali

“ Nothing, I just see you face, like you have a sad feeling.” katanya.

Oooh… aku tak menyangka malaikat kecil itu membaca raut wajahku.
Rasanya jalan yang ku lewati begitu panjang, aku tak sabar ingin cepat sampai dirumah, ku hidupkan radio untuk mengusir kegundahanku, tapi rasanya waktu memang sedang mempermainkan diri ku, jalan yang ku lalui macet. Rasanya isi kepalaku, isi hatiku ingin tumpah  saat itu juga, tapi aku tak ingin malaikat kecil ku melihat aku menangis.
------------------------  continue  ---------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar