Istirahat
siang berlalu, ku pacu mobilku kembali kekantor.
Ada banyak pekerjaan yang harus
kuselesai kan hari itu.
Tiba dibelakang meja kerjaku saat ku dapati sebuah kotak
kecil berpita biru tergeletak diatas kertas kerjaku. Hatiku tersentuh
membaca surat itu, begitu lembutnya dirimu, begitu sabarnya dirimu hingga tak
terucap kata yang mengesankan kamu marah atas sikapku. Aku merasa egois
karenanya.
Kamu memberiku ruang agar aku berfikir tentang rasa cintaku, kamu
memberiku waktu untuk memahami bagaimana dirimu. Hmm jadi aku ini apa selama
ini ya..? ku baca sekali lagi tulisan indahmu, heran juga kenapa kamu tak
ngomong langsung atau ngomong lewat telpon tentang ini? paling tidak tulisan di
e-mail seperti yang sering kita lakukan.
Dirimu berada dikursi dekat danau
sore itu. Aku ingin menemuimu, tapi aku malu, aku belum siap dengan dirimu yang
lembut seperti itu, melihatmu terdiam membuatku sedikit tak berani mendekatimu. Aku hanya bisa
memandang sosokmu yang indah itu dari kejauhan.
“Ah
seandainya saja......butuh keberanian berhadapan dengan jiwa lembutmu”.
Ku
langkahkan kakiku menuju kursi tempat mu duduk tadi, harum mu masih tertinggal
disana. Seakan kamu sengaja meninggalkannya untukku.
“Maafkan
aku.. aku tak menyadari semua kelembutan yang kamu beri selama ini” desahku
disela lirih hatiku.
Ku
nikmati sisa harum mu. Semoga saja aku punya keberanian untuk menemuimu
nanti. Hatiku benar –benar sunyi.
~ o ~
Sore berikutnya kamu datang lagi ketempat pertama kita bertemu, duduk diam memandang jauh
ke danau, sesekali tanganmu mengetik sesuatu dalam notebook mu, angin yang
bertiup menyibakkan rambut mu yang hitam tergerai indah, kulit putih tak sengaja terlihat. Lembutnya
rambutmu bisa ku bayangkan , harumnya bisa ku rasakan. Aku ingin berada
disisimu saat itu tapi aku tak sanggup, aku telah membohongi diriku sendiri
dengan perasaan ini.
Ku
lajukan kendaraanku melewati ramainya jalan malam minggu, berharap ada
sesuatu yang menarik untuk ku dapatkan, tapi tak bisa, ingatanku kembali pada
sosok lembutmu yang begitu indah. Begitu menyentuh semua dinding rasa yang ada
pada ku. Aku tak ingin mengecewakanmu tak ingin membuatmu menangis karenanya. semua ini menyadarkanku akan kehadiranmu.
Telponku
bergetar, ku nyalakan earphone yang ada di telingaku.
“halo… “
“halo..”
suara itu tak terdengar jelas.
“halo..
apa ini kamu? Tanyaku tak menduga.
“ya..
ini aku..” Suara lembut itu menggetarkan hatiku.
“hay..
apa kabarmu? tanyaku.
“aku
baik.?” Suara itu terdengar singkat.
“ Ada
apa? Tunggu sebentar ya..?”
ku matikan handphone ku dan memarkirkan mobil
disisi jalan yang aman.
Beberapa
menit kemudian hanpone ku kembali bergetar.
“halo..”
“ya aku
disini… Ada apa ? Tanyaku lembut
“ gak
apa-apa, aku hanya ingin mendengar suara kamu aja.. boleh..?”
“Ooo….
Boleh” jawabku senang.
“sebenarnya
aku mau tidur, tapi gak bisa, kamu ada terus dipikiranku.”
Aku terdiam, tak bisa kujawab dengan kata-kata itu. Ada sentuhan lembut yang tiba-tiba saja menyentuh
hati.
“ aku
telpon kamu besok ya? Sekarang aku masih dijalan..” kataku pelan.
“oke..
maaf mengganggu mu” suara lembut itu terdengar pelan.
“gak
apa-apa kok, makasih ya udah telpon.. ini berarti banget buatku”
“hhh..
aku kangen kamu..” ada desahan nafas yang ku dengar disana.
“ya aku
tahu, aku juga kangen sama kamu.. ku telpon besok ya.. aku janji, selamat
malam..mimpi indah untukmu sayang…”
“trimakasih..
met malam..”
klik…
telpon terputus, ada getaran indah yang ku rasa. Suaramu begitu lembut, aku
tersenyum sendiri. Ku lanjutkan perjalananku malam itu menuju satu
tempat.”RUMAH”. Tak ada alasanku lagi
untuk menghabiskan waktu diluar.
Hati ku terpenuhi cinta. Aku ingin
merasakannya sendiri di tempat sunyi..yaitu kamarku. Mendengar suaramu membuat
hati ini bahagia, walau cuma sebentar saja tapi suara lembutmu menghantarkan
tidurku dengan mimpi indah bersamamu.
~ o 0 o ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar