My Window Chat ~ 3
Ku
raih komputer pribadiku malam itu, membuka situs jejaring sosial dan
mendapatkan banyak pesan masuk disana, dari kamu.
Sepertinya
kamu sangat kehilanganku itu tergambar dari pesanmu yang berkali-kali berkata “ I miss you..” disetiap akhir pesanmu.
Aku
tak kuasa menahan hatiku kalau aku benar-benar menyukaimu. Aku ingin melihatmu
nyata, aku ingin kamu tahu aku benar-benar suka. Ku minta berkali-kali, tapi
kamu tidak juga mengijinkanku melihat fotomu, entah lah aku tak mengerti
alasanmu, sepertinya aku jadi benci hidupku, benci pada diriku sendiri, kenapa
rasa ini harus menguasaiku. Saat ku tanyakan kembali, kamu malah memintaku
untuk membencimu… kamu bilang, semua yang aku inginkan tak mungkin kamu
berikan, dan itu hanya akan membuatku terluka.
Aku
tak tahu lagi harus bagaimana, rasa inginku membuatku membencimu, terfikirkan
bahwa kamu telah mempermainkan aku, bahwa kamu tak percaya dengan diriku. Ku
telusuri jejakmu, mencari dirimu dalam profil mu, sempat ku lihat beberapa foto
diri, dan menduga ini adalah dirimu..tapi aku salah, saat ku baca komentar
balik dirimu, kamu berkata “ini bukan diriku”. Jadi sebenarnya yang mana
dirimu?”.
Aku
tengggelam dalam rasaku sendiri, menyesali kenapa aku jatuh cinta padanya,
kenapa dia lah yang pertama mengisi hatiku, kenapa semua terjadi dalam
hidupku..semakin ku bertanya semakin aku tak menyukai hidupku.
Terkunci
dalam perasaan yang tak bisa ku wujudkan.
Kamu
pernah bilang,
“semakin
kamu memaksa diriku untuk keinginanmu..semakin aku kehilangan dirimu”.
Tadinya
aku tak memahami benar perkataanmu, aku hanya berfikir kamu tak mempercayaiku.
Tapi ternyata aku malah membuatmu sedih, membuatmu kecewa, kamu malah memintaku untuk
melupakanmu. Aku tak inginkan itu, tapi aku penasaran dengan dirimu. Aku marah,
aku kesal dengan dirimu yang membiarkan perasaanku seperti ini, emosiku lebih
bermain daripada perasaanku. Ku tinggalkan kamu begitu saja dalam jendela
obrolanku saat itu. Mengucapkan selamat tinggal untuk dirimu.
~ o 0 o ~
Malam
itu aku merasa sangat ingin melihat namamu,
ku buka situs jejaring sosial itu mendapatkan begitu panjang dan banyak pesan
darimu. Kamu menjelaskan semua alasanmu. Katamu kamu sangat terluka dengan
sikapku, tapi kamu tak marah, kamu tak membenciku. Kamu malah meminta maaf dan
mengucapkan terimakasih karena aku telah
memberikan rasa sukaku kepadamu. Kamu memintaku memaafkan dirimu dan
jika aku mau aku boleh melupakan dirimu, tak ada sedikit pun rasa marah dalam
kata-katamu.
inilah yang membuatku merasa kamu adalah
wanita cantik dan lembut yang pernah ku temui dalam hidupku, kamu lah orang
pertama yang membuat aku merasakan jatuh dalam rasa cinta.
Aku
menyesal telah bersikap dingin kepadamu, membencimu, marah dengan dirimu. Baru
ku sadari kini, semakin penasaran aku, semakin kamu menjaga dirimu.
Akhirnya bukan kamu yang kehilangan
diriku, tapi aku yang kehilangan dirimu. Ku temui akhir pesanmu malam itu… agak
terkejut aku membacanya. Kamu bilang selama ini kamu ada di sebuah rumah sakit,
berjuang melawan sakitmu dan berkata mungkin hidupmu tak akan lama. Lagi- lagi kamu
meminta maaf karena telah mengecewakanku, berterimakasih untuk rasa cinta yang
aku berikan untukmu, mengucapkan selamat tinggal dan mengakhirinya dengan menuliskan
kata itu, kata yang sangat aku inginkan.
“I
love you”
Aku
terpaku….aku sudah mengucapkan selamat tinggal untukmu, sungguh segalanya
menjadi terlambat sekarang. Aku inginkan dirimu untuk mencintai aku, aku
inginkan dirimu untuk mengisi hari-hariku, tapi aku malah membuat dirimu
kecewa, mematahkan hati yang selama ini ingin ku miliki. Membuatmu menangis,
meninggalkanmu disaat rasa cinta itu pun menyentuh dirimu. Kini aku benar-benar
kehilangan dirimu, kehilangan sosok cantik dan lembut dalam jendela obrolanku.
“oh..dear…I’m
so sorry..!”
Aku
menangis, seorang laki-laki yang menangis dimalam yang begitu sepi. Hanya
penyesalan yang ku rasakan, hanya kehilangan yang ku dapatkan, entah kapan ku
temui lagi sosok cantik dan lembut itu, kini semuanya telah berlalu..
“ Ku lukai hatimu…dan ku lukai hatiku
sendiri… Maafkan aku…!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar