Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 Mei 2012

My Window Chat ~ 3


Ku raih komputer pribadiku malam itu, membuka situs jejaring sosial dan mendapatkan banyak pesan masuk disana, dari kamu.
Sepertinya kamu sangat kehilanganku itu tergambar dari pesanmu yang berkali-kali berkata “ I miss you..”  disetiap akhir pesanmu.
Aku tak kuasa menahan hatiku kalau aku benar-benar menyukaimu. Aku ingin melihatmu nyata, aku ingin kamu tahu aku benar-benar suka. Ku minta berkali-kali, tapi kamu tidak juga mengijinkanku melihat fotomu, entah lah aku tak mengerti alasanmu, sepertinya aku jadi benci hidupku, benci pada diriku sendiri, kenapa rasa ini harus menguasaiku. Saat ku tanyakan kembali, kamu malah memintaku untuk membencimu… kamu bilang, semua yang aku inginkan tak mungkin kamu berikan, dan itu hanya akan membuatku terluka.
Aku tak tahu lagi harus bagaimana, rasa inginku membuatku membencimu, terfikirkan bahwa kamu telah mempermainkan aku, bahwa kamu tak percaya dengan diriku. Ku telusuri jejakmu, mencari dirimu dalam profil mu, sempat ku lihat beberapa foto diri, dan menduga ini adalah dirimu..tapi aku salah, saat ku baca komentar balik dirimu, kamu berkata “ini bukan diriku”. Jadi sebenarnya yang mana dirimu?”.
Aku tengggelam dalam rasaku sendiri, menyesali kenapa aku jatuh cinta padanya, kenapa dia lah yang pertama mengisi hatiku, kenapa semua terjadi dalam hidupku..semakin ku bertanya semakin aku tak menyukai hidupku.
Terkunci dalam perasaan yang tak bisa ku wujudkan.
Kamu pernah bilang,
“semakin kamu memaksa diriku untuk keinginanmu..semakin aku kehilangan dirimu”.
Tadinya aku tak memahami benar perkataanmu, aku hanya berfikir kamu tak mempercayaiku. Tapi ternyata aku malah membuatmu sedih, membuatmu kecewa, kamu malah memintaku untuk melupakanmu. Aku tak inginkan itu, tapi aku penasaran dengan dirimu. Aku marah, aku kesal dengan dirimu yang membiarkan perasaanku seperti ini, emosiku lebih bermain daripada perasaanku. Ku tinggalkan kamu begitu saja dalam jendela obrolanku saat itu. Mengucapkan selamat tinggal untuk dirimu.
                                                        ~ o 0 o ~
Malam itu aku merasa sangat  ingin melihat namamu, ku buka situs jejaring sosial itu mendapatkan begitu panjang dan banyak pesan darimu. Kamu menjelaskan semua alasanmu. Katamu kamu sangat terluka dengan sikapku, tapi kamu tak marah, kamu tak membenciku. Kamu malah meminta maaf dan mengucapkan terimakasih karena aku telah  memberikan rasa sukaku kepadamu. Kamu memintaku memaafkan dirimu dan jika aku mau aku boleh melupakan dirimu, tak ada sedikit pun rasa marah dalam kata-katamu.
 inilah yang membuatku merasa kamu adalah wanita cantik dan lembut yang pernah ku temui dalam hidupku, kamu lah orang pertama yang membuat aku merasakan jatuh dalam rasa cinta.
Aku menyesal telah bersikap dingin kepadamu, membencimu, marah dengan dirimu. Baru ku sadari kini, semakin penasaran aku, semakin kamu menjaga dirimu. Akhirnya  bukan kamu yang kehilangan diriku, tapi aku yang kehilangan dirimu. Ku temui akhir pesanmu malam itu… agak terkejut aku membacanya. Kamu bilang selama ini kamu ada di sebuah rumah sakit, berjuang melawan sakitmu dan berkata mungkin hidupmu tak akan lama. Lagi- lagi kamu meminta maaf karena telah mengecewakanku, berterimakasih untuk rasa cinta yang aku berikan untukmu, mengucapkan selamat tinggal dan mengakhirinya dengan menuliskan kata itu, kata yang sangat aku inginkan.
“I love you”
Aku terpaku….aku sudah mengucapkan selamat tinggal untukmu, sungguh segalanya menjadi terlambat sekarang. Aku inginkan dirimu untuk mencintai aku, aku inginkan dirimu untuk mengisi hari-hariku, tapi aku malah membuat dirimu kecewa, mematahkan hati yang selama ini ingin ku miliki. Membuatmu menangis, meninggalkanmu disaat rasa cinta itu pun menyentuh dirimu. Kini aku benar-benar kehilangan dirimu, kehilangan sosok cantik dan lembut dalam jendela obrolanku.
“oh..dear…I’m so sorry..!”
Aku menangis, seorang laki-laki yang menangis dimalam yang begitu sepi. Hanya penyesalan yang ku rasakan, hanya kehilangan yang ku dapatkan, entah kapan ku temui lagi sosok cantik dan lembut itu, kini semuanya telah berlalu..
    “ Ku lukai hatimu…dan ku lukai hatiku sendiri… Maafkan aku…!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar