My Window Chat ~ 2
Dalam keheningan malam aku termenung
memikirkan perasaan ku kepadamu. Sepertinya aku ingin memilikimu, bagaimana
caranya agar kamu bisa hadir disini..bukan dijendela obrolan itu. Sesuatu telah
menyentuh hatiku, rasanya ingin ku ungkapkan semua rasa dihatiku, bahwa aku
mencintaimu, bahwa aku ingin kau hadir dalam nyataku, bahwa aku telah
menempatkan dirimu dalam kehidupanku.
“Kenapa
ya kamu tak mau memberikan gambar wajahmu? kenapa kamu tak mau memberikan
no.telpmu? kenapa kamu tak ingin membicarakan perasaan yang nyatanya telah
sama-sama kita rasakan..?”
Semua
ini berawal dari pertemanan kita, betapa kita sering berbicara. Walaupun hanya
menanyakan tentang kabar atau apa yang sedang kita lakukan saat itu. Semua itu
sepertinya membuatku merasa dimiliki,merasa diperhatikan. Sebelumnya belum
pernah seseorang berbicara lembut dan tertata rapih sepertimu hingga
menimbulkan rasa indah dalam hatiku. Kamu yang pertama mengukirnya. Ya… kamu
yang pertama yang menyentuh dalamnya hatiku.
Ach.. mungkin aku terlalu naïf..hingga semua
itu menjadikan indah disetiap hari-hari yang aku lewati.
Semakin
aku mencoba melupakanmu, semakin aku tak bisa lepas dari namamu. Seperti ada
kekuatan yang membuatku selalu ingin bersamamu. Suatu waktu aku pernah
menanyakan tentang perasaan ini. mencoba agar aku bisa menemukan sedikit saja
wajahmu atau sedikit saja aku ingin mendengar suaramu.
“hi..
may ask you something?”
“hi.
Oke.. what are you asking about?”
“
why you can’t give me your picture or your phone number?”
“ I’m
so sorry….i have life in here.. and you also have life in there…”
“but…I’ve
been love you.. dear”
“ I
know.. but I can’t..!”
“Why..dear.?”
Tak
ada jawaban, aku menunggu..setiap ku tanyakan perasaanku kamu terdiam. Kemudian
muncul kata-kata manis didinding salah satu kelompok dengan gambar yang
menunjukan perasaan seseorang. Kenapa tak kamu katakan saja padaku saat kita
sedang berbicara, menunggu jawabanmu membuat hatiku jadi tak bisa ku jelaskan.
Pada
suatu obrolan ku tanyakan lagi, kenapa kamu tak mau memberikan fotomu, kamu
bilang tak ingin membuat aku kecewa, karena mungkin saja itu akan membuatku
terluka dengan keadaan kita yang berjauhan.
Sepertinya
kamu benar-benar menjaga dirimu. Aku mulai berani mengutarakan perasaanku, dan
sepertinya itu tak apa-apa bagimu hanya saja tiap kali ku katakan “ I love
you”. Kamu tak pernah membalasnya, apa mungkin kamu tak suka kepadaku?
Malam
ini aku kembali bersamamu dalam jendela obrolan itu, menanyakan kabar dirimu
juga menanyaka apa yang kamu lakukan saat ini. kamu bilang kamu sedang
menyelesaikan sebuah cerita untuk novelmu, aku senang berlama-lama denganmu
tapi saat itu aku merasa agak sedih karena besok aku harus pergi tugas untuk
beberapa hari, tak ingin rasanya berpisah denganmu walaupun sehari tapi tugas
ini lebih penting untuk masa depanku.
Kadang
aku membayangkan dirimu, disaat itulah aku ingin sekali melihat wujud nyatamu,
mendengar suaramu tapi selalu saja tak berhasil, kamu selalu menolaknya, sempat
terpikir kamu membenciku tapi setelah ku tanyakan. Kamu bilang tidak
membenciku.. di akhir obrolan kamu selalu bilang
“I
miss you..”
Ku
katakan
“miss
me but not love me?”
Aku
sudah duga pasti tak ada jawaban darimu tapi..kali ini kamu berkata.
“tak
cukupkah dengan panggilan ku untukmu?
Padahal aku selalu memanggilmu dengan kata indah pengganti namamu?
Aku
menanyakan arti panggilan namaku, tapi kamu malah balik bertanya kenapa aku tak
memanggil namamu?
Ku jawab
arti panggilan namamu adalah teman dekat. Ku tunggu jawabanmu, lama.. membuat
hatiku jadi penasaran. Lalu kamu membalasnya.
“kamu
memanggilku dengan arti teman dekat, tapi aku… aku memanggilmu dengan
arti….sayang”
“Oh
Tuhan.. aku seakan tak percaya, aku mempunyai rasa cinta tapi masih
memanggilnya sahabat.. tapi dia walaupun tak pernah dia ucapkan kata itu, tapi
setiap panggilan untukku adalah sayang.
Aku
jadi malu sekaligus bahagia..
Malam
itu ku katakan aku akan pergi tugas untuk beberapa hari. Aku ingin dia tahu
bahwa hidupku kini semakin berarti dengan kehadirannya walau hanya dalam dunia
maya.
“oke,
I’ll wait for you here”. jawabmu singkat.
ku katakan
“ I love U”, seperti biasa kamu akan membalasnya.
“
miss you..Dear..”
Aku
ingin berlalu menutup situs jejaring sosialku tapi terasa berat, namamu kulihat
masih ada disitu rasanya aku tak ingin meninggalkanmu.
“did
you really miss me..beib? ku tanyakan
kepadamu.
“
yes..i really miss you, but you must go.. I’ll be fine ..”
‘oke..
I’ll be back soon... I love you…dear.”
“
miss you..”
Tersenyum,
ku tutup jendela obrolanku dengan hati tenang seakan tahu bahwa ada yang
menanti kehadiranku saat nanti aku kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar