Ada satu tempat diatas pelangi. Aku temukan bahagia disana. Dimana semua masalah mencair seperti es dalam air. Hanya kesejukan yang terasa.
Aku ingin terbang seperti
kupu-kupu kemana pun aku mau, memberikan kelembutan, membawa keindahan kepada setiap orang
yang menatapnya.
Sebuah harapan yang ku tulis dalam buku harianku malam tadi.
----------------------------------------------------------------
Sebuah harapan yang ku tulis dalam buku harianku malam tadi.
----------------------------------------------------------------
“Setengah
tujuh…” lirihku.
Hujan
yang datang dini hari tadi menbuat tanah basah dan udara sedikit agak dingin.
Secangkir teh hijau hangat menemaniku, membantu tubuhku melawan dinginnya pagi ini. Hatiku
tak menangis lagi, segengam harapan yang ku ciptakan seakan membuatku harus
tegar menghadapi kenyataan ini. kamu telah pergi meninggalkan luka. Jadi ku
kumpulkan serpihan hati membentuknya kembali dan belajar untuk lebih mengerti
apa yang sedang terjadi.
Seperti
berjalan diatas duri jika terus bertahan dalam perasaan luka, aku harus
buktikan padamu juga pada diriku sendiri, kalau aku mampu berdiri sendiri.
Secangkir
teh hijau sudah habis. Aku melangkah meraih kunci mobil di meja sudut dekat
telepon. Langkah kecil menghampiriku lalu memeluk kakiku erat.
“
mom..i love you..”
Aku
tersenyum lalu mengangkatnya ke pelukanku.“ I
love you too….dear.”
Ku cium
pipi lembutnya kemudian meletakkan dirinya di kursi kecil tinggi dekat meja makan.
Semangkuk sereal ku siapkan dengan segelas susu cair.
Kemudian tersenyum
menyuruhnya sarapan.
Wajah
mungilnya mengingatkan ku pada wajahmu, sedikit rasa sakit menyusup perlahan
dalam hatiku. Ku tepis bayanganmu, aku ingin melupakan kamu.
Seperti
kaca yang pecah mungkin itulah gambaran hatiku. Teriris sakit dan teramat
sakit kurasakan sendiri, tadinya ingin
ku pertahankan dirimu, tapi rasa sakit begitu menguasai diriku dan kenyataanya kamu
memang tak bisa dipertahankan lagi.
Seorang
wanita menguasai hatimu, dan itu membuat diriku jadi tak punya arti lagi dalam
dirimu, sungguh semuanya kini tak ada gunanya lagi. Mempertahankan dirimu hanya
membuat diri dan jiwaku tak bisa menggapai apa yang ku inginkan. Sejenak aku
mengurung diriku dalam kesedihan. Menangis, menangis dan menangis. Begitu
sakitnya aku hingga aku tak sadar ada malaikat kecil yang hadir didekatku.
Untuk sesaat aku membencinya, membenci keberadaannya karena wajahnya selalu mengingatkan
aku pada dirimu.
Tapi
tersadar dari semua kenyataan ini bahwa malaikat kecilku ini belum mengerti apa
yang tengah terjadi. Serasa duniaku runtuh begitu saja saat aku tahu ada orang
lain dihatimu, ada orang lain ynag juga bersandar padamu, bukan teman tapi
kekasih. Sakit, perih, terhianati.
Seorang
wanita paruh baya datang menghampiri dari arah belakang, tersenyum kearahku dan
mengajak malaikat kecilku untuk beranjak dari tempat duduknya.
Malaikat
kecilku meronta, menolak pelukannya, aku tersenyum dan mengangguk.
“ biar
saya saja mbok..” kataku lalu meraih tubuh mungil itu kedalam pelukanku.
“hore..hore..
take me mom..take me to the shower” . Malaikat kecilku memeluk erat tubuhku.
Wanita
paruh baya itu berlalu menuju kamar mandi mengalirkan air panas dan dingin
bersamaan kedalam bak mandi. Menyiapkan handuk lembut berwarna biru muda.
Ku
basuh tubuh mungilnya, busa sabun yang lembut membuat kulitnya terasa semakin
lembut, aku hanya tersenyum menikmati aktivitas ini walau ku tahu jam semakin
berjalan dan aku harus segera berangkat kekantor.
Seakan tahu apa yag ada difikiranku,
malaikat kecilku tak mau berlama-lama dalam bak mandi, membiarkan ku
menyelesaikan aktifitas ini. ku angkat tubuh kecilnya dalam balutan handuk
lembut. Mencium pipinya sambil menyuruhnya untuk berpakaian. Dengan gembira dia
berlari kekamarnya. Mengambil baju dengan motif dan warna kesukaannya..kemudian
kembali memintaku untuk memakaikan bajunya.
“..hmm..smell’s
good…” kataku menyentuh rambut hitamnya.
Dia
tertawa kegirangan. Kemudian meraih tanganku, mengantarkanku hingga masuk
kedalam mobil.
“ I love
you..mom, so much “ katanya sambil mencium pipiku.
“ I
love you too..dear” kataku lalu menyalahkan mesin mobil dan melaju keluar
rumah. Masih ku lihat lambaian tangan mungilnya kemuadian berlari memasuki
rumah.
~ ooo~
Saat itu di suatu hari aku mengajak malaikat kecilku untuk
menikmati sore yang indah di sebuah
taman bermain. Ku bentangkan sebuah tikar kecil untuk duduk di bawah pohon.
Mengeluarkan beberapa makanan dan minuman ringan.
Malaikat
kecilku sudah berlari mengejar seekor kupu-kupu mungil yang melintas dekat
didepannya. Aku hanya mengangguk memberinya ijin tatkala dia memandangku.
Sekejap saja dia berusaha menangkap kupu-kupu itu. Aku tersenyum memperhatikan
setiap gerak geriknya yang lucu.
Taman
ini luas dan indah, rumput seperti permadani yang terhampar luas. Ada beberapa
pohon bunga yang tersusun amat rapi, sehingga orang yang datang kesini
benar-benar nyaman menikmatinya.
Entah
apa yang mendorongku untuk melihat jauh keseberang sana pada sebuah kursi
taman. Sepasang kekasih sedang asyik bercanda, hingga aku bisa sedikit
mendengar tawa wanita itu. Aku jadi tersenyum sendiri, ingat pada kekasih
hatiku yang entah sekarang sedang mengerjakan apa dikantornya. Dia juga pernah
mengajakku untuk menikmati sebuah taman indah seperti ini.
Ku
perhatikan malaikat kecilku masih asyik mengikuti kupu-kupu yang sekarang
terbang rendah diantara bunga-bunga. Kemudian dia diam dan hanya memperhatikan
kupu-kupu yang hinggap disalah satu bunga berwarna merah. Malaikat kecilku
melambaikan tangan ke arahku, aku mengangguk dan tersenyum, tapi dia kembali
melambaikan tangannya kali ini mengisyaratkan agar aku beranjak dari tempatku
untuk menghampirinya.
Aku
berdiri dan berjalan pelan menghampiri malaikat kecilku. Dengan jari telunjuk
dibibirnya dia mengisyaratkan aku agar perlahan mendekat.
Dekat sekali dengan
tubuh mungilnya.
“Sst..mom,
I found a beauty flower for you… look.. there mom..” katanya
berbisik sambil menunjuk pelan seakan takut
kupu-kupu yang hinggap diatasnya akan terbang.
“ where
is it honey…” kataku pelan mengikuti suaranya.
“there
is…mom.” Katanya lagi menunjuk pelan kearah bunga mawar berwarna putih diantara
bunga mawar berwarna merah dan kuning.
Entahlah,
mungkin saja si penjaga taman tidak mengetahui ada satu pohon mawar putih terselip
diantara mawar merah dan kuning.. sungguh kontras sekali.
“ can I
picked the flower…?” tanya malaikat kecil ku.
“No
honey.. you will be stuck a thorn that was there.” Kataku mengingatkan.
“But..mom,
I wanna pick the white rose for you?”
rengek malaikat kecil ku.
“ yes, honey
I know…but you can’t pick the flower, let it beauty as the one among them.”
Kata ku menjelaskan.
Malaikat kecilku hanya menatap lekat. Kemudian matanya kembali kearah kupu-kupu yang terbang
menjauh dari kumpulan bunga-bunga mawar itu.
Diraihnya
tanganku, kemudian beranjak pergi.
“I
wanna drink mom… so thirsty.” Katanya lagi.
Aku
tersenyum dan mengikuti kemana arah kakinya melangkah, tapi kemudian dilepasnya
tanganku, mungkin dia teringat lagi dengan bunga mawar putih yang tak bisa dia
berikan kepadaku, ada sedikit rona kecewa tergambar diwajahnya. Malaikatku
berlari meninggalkan ku ketika dilihatnya seekor capung terbang rendah tepat
didepan wajahnya.
Aku
kembali ketempat dimana aku meninggalkan perbekalanku, ada beberapa potong roti
isi, jus,air mineral, 2 buah apel dan permen lembut kesukaan malaikat kecilku.
Aku
masih berdiri saat ku dengar kembali tawa sepasang kekasih yang duduk di kursi taman yang agak membelakangi tempatku
berdiri saat ini. kembali aku melihat mereka, tapi kali ini aku sedikit
terkejut , perlahan ku langkahkan kakiku untuk mendekat. Aku mengenali suara lelaki yang tertawa di kursi itu. Sekali lagi ku
dengar tawa mereka dan aku semakin penasaran.
Ada
semak tanaman bunga yang menutupi jarak antara aku dan mereka, hingga aku
leluasa melihat siapa lelaki yang suaranya ku kenali itu.
-------------------------
o 0 o --------------------------------
Aku tak
percaya dengan apa yang ku lihat dan rasanya itu tak mungkin, begitu fikiranku
menyanggah. Dari balik semak kuperhatikan wajah di balik topi berwarna coklat
muda.
“
ya..Tuhan…!!” jeritku tertahan.
Aku menutup mataku kemudian menutup mulutku
agar tak terdengar suara keterkejutanku. Lelaki itu…., Lelaki itu adalah
suamiku, ayah dari malaikat kecilku, dan wanita itu…, wanita itu adalah teman
kantor ku, orang yang selalu mengisi hariku dengan kata persahabatan.
Rasanya
tubuhku begitu berat untuk beranjak meninggalkan semak berbunga tempat
persembunyianku, wajah-wajah dengan tawa itu membuat hatiku seperti
teriris-iris perih, Aku merasa dikhianati oleh orang-orang yang aku sayang.
Ku
tarik nafas panjang untuk menguasai keadaan ini dan berusaha berlalu tak
menghiraukan sepasang manusia yang telah melukai hatiku. Aku tak ingin malaikat
kecilku tahu, bahwa orang yang selama ini di panggilnya “HERO”..adalah orang
yang telah dengan sengaja menyakiti dan menghianati cinta ibunya.
“Tuhan…….
Rasanya aku ingin menangis saat ini juga”.
Jerit batinku.
Aku
sedikit berlari menuju tempat ku semula, duduk dengan fikiran masih melayang
entah kemana dan sepertinya aku tak lagi semangat untuk meneruskan keceriaan sore ini.
“ Mom…
are you oke?” tak sadar malaikat kecilku
telah berada didepanku.
Aku tak
bisa menjawabnya, aku hanya bisa tersenyum kearahnya dan aku tak ingin malaikat
kecilku tahu apa yang sedang terjadi dalam hati dan fikiranku.
Ku
tuangkan jus kedalam gelas kecil dan meletakkan tepat didepan malaikat kecilku
yang sedang asik memilih-milih permen lembut kesukaannya. meneguk sekaligus jus
yang ku tuangkan tadi, memakan sepotong roti isi lalu kembali berlari menyusuri
taman yang banyak di tumbuhi bunga-bunga indah.
Aku
hanya tersenyum kearahnya sambil sesekali melambaikan tangan tanda aku memang
melihat dia ada disana. Tak ingin ku
ingat apa yang ku dengar dan ku lihat tadi, rasanya aku ingin segera beranjak
dari tempat ini secepatnya.
Tak
berapa lama malaikat kecilku menghampiri, kemudian mengajakku untuk
meninggalkan tempat itu. Dia membantuku membereskan semuanya memasukan dalam
keranjang piknik lalu menggulung tikar hingga rapi, memberikannya padaku dan
sambil memegang tanganku dia menggajakku melangkah pergi. HHh… ada kelegaan
hati yang ku rasakan saat itu dan tanpa sadar ku tarik nafas dan membuangnya
berat, malaikat kecilku menoleh ke arahku tapi lalu kembali menjajari langkahku
menuju parkiran. Membuka pintu mobil
untuk ku dan masuk melalui pintu itu juga. Aku hanya bisa tersenyum melihat
tingkahnya.
Aku tak
menyadari malaikat kecilku terus memandangi wajahku, mataku terfokus pada jalan
tapi fikiranku entah kemana. Baru ku sadari saat suara mungilnya menyapaku.
“ Mom…
are you oke?” tanya nya.
“ Yes
dear… why you asking like that …?” tanyaku kembali
“ Nothing,
I just see you face, like you have a sad feeling.” katanya.
Oooh…
aku tak menyangka malaikat kecil itu membaca raut wajahku.
Rasanya
jalan yang ku lewati begitu panjang, aku tak sabar ingin cepat sampai dirumah,
ku hidupkan radio untuk mengusir kegundahanku, tapi rasanya waktu memang sedang
mempermainkan diri ku, jalan yang ku lalui macet. Rasanya isi kepalaku, isi
hatiku ingin tumpah saat itu juga, tapi
aku tak ingin malaikat kecil ku melihat aku menangis.
------------------------ continue ---------------------------------